Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aji Chen Bromokusumo
Budayawan

Anggota DPRD Kota Tangerang Selatan Fraksi PSI dan Anggota Komisi IV DPRD Kota Tangerang Selatan

Ke Arah Mana Angin 2019 Bertiup?

Kompas.com - 06/04/2018, 10:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DUA minggu belakangan, jagat politik Indonesia kembali "semriwing". Setelah pidato politik Indonesia bubar 2030, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto kembali melontarkan pidato "elite maling" dan "elite goblok".

Tak ayal lagi, riak Indonesia bubar 2030 yang mulai mereda kembali menggelegak. Mulai dari rakyat awam, pakar psikologi, tukang becak, warteg, Ketua MUI, elite politik serempak bersuara. Dan, tentu saja acara high-rated dan high-anticipated, ILC, meriah dengan berbagai jabs, hooks, dan aneka upper cuts.

Namun, yang menarik adalah analisis pakar komunikasi politik, Effendi Gazali yang menyampaikan, "Prabowo galau, sedang di bawah tekanan." Pertanyaannya, di bawah tekanan apa atau siapa?

Dalam artikel saya sebelumnya, "Jokowi-AHY Ideal Buat Demokrat", saya menyampaikan apakah akan ada Poros Ketiga atau tidak?

Hitung-hitungan politiknya, jika muncul poros ketiga, yang paling memungkinkan adalah Demokrat-PAN-PKB. Namun, jelas sekali bahwa masing-masing partai tersebut masih tarik ulur hitungan elektabilitas siapa pun kombinasi pasangan capres-cawapres.

Ada wacana Jokowi-Muhaimin Iskandar. Kombinasi ini sepertinya paling lemah nilai jualnya karena partai-partai lain pendukung Jokowi jelas tidak akan tinggal diam. Ini karena masing-masing memiliki tokoh andalan yang dianggap (masing-masing kubu) cukup layak bersanding dengan Jokowi.

Namun, PDI-P juga berhitung, seandainya Cak Imin tidak bersanding dengan Jokowi, bisa jadi akan berpindah ke kubu lain dan ini jelas tidak akan menguntungkan.

Wacana paling out of the box adalah memasangkan Jokowi-Prabowo, yang gelagatnya adalah seperti mengharap matahari terbit dari barat. Namun, siapa yang tahu itu bisa terjadi karena yang namanya politik setiap saat bisa berubah.

Bagaimana dengan kubu Prabowo? Kubu Prabowo dengan Gerindra-PKS gundah gulana karena menyadari tidak mudah sama sekali menemukan pasangan cawapres yang pas seandainya Prabowo maju kembali sebagai capres 2019-2024. Siapa saja kemungkinannya? Prabowo-Gatot Nurmantyo, Prabowo-Anies Baswedan, Prabowo-Muhaimin Iskandar, atau Prabowo-AHY.

Kemungkinan pasangan militer-militer sepertinya sangat kecil kemungkinannya. Dari semua kemungkinan itu, yang paling logis dan memiliki daya jual politis adalah Prabowo-Anies Baswedan.

Berita terbaru di Kompas.com semalam (5/4/2018) ketika artikel ini ditulis, muncul "Prabowo Tak Akan Deklarasi sebagai Capres di Rakornas Partai Gerindra".

Sementara itu, portal berita nasional satu lagi menyebutkan bahwa pada Jumat (6/4/2018), Gatot Nurmantyo untuk Rakyat (GNR) akan mendeklarasikan mantan Panglima TNI itu sebagai capres pada Pemilu 2019.

Pertanyaan mendasarnya adalah dengan kendaraan parpol manakah Gatot akan maju sebagai capres? Dan, siapakah pasangan cawapresnya? Gatot-AHY? Gatot-Muhaimin Iskandar? Gatot-Anies Baswedan?

Sekali lagi kombinasi militer-militer untuk saat ini nilai jual politisnya paling rendah. Satu-satunya kemungkinan yang paling klop hitungan politisnya adalah Gatot-Anies.

Kemungkinannya mengerucut menjadi Prabowo-Anies Baswedan atau Gatot Nurmantyo-Anies Baswedan. Tak bisa dimungkiri, lepas dari segala kegaduhan dan kehirukpikukan Pilkada DKI Jakarta 2017, nama Anies Baswedan konsisten berada dalam radar politik papan atas.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com