Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Bentuk TGPF untuk Telusuri Aset First Travel

Kompas.com - 02/04/2018, 21:00 WIB
Kristian Erdianto,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum calon jemaah umrah First Travel, Riesqy Rahmadiansyah, mengungkapkan bahwa kliennya meminta pemerintah membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk menelusuri aset-aset yang dimiliki oleh pemilik First Travel.

Hal itu diungkapkannya saat puluhan calon jemaah melakukan audiensi dengan Fraksi PDI-P di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/4/2018).

"Kami meminta Kementerian Agama membentuk tim gabungan pencari fakta, meminta Kementerian Agama berserta PPATK membuka aset yang dimiliki oleh perusaahan. Sampai sekarang saya belum lihat," ujar Riesqy.

Baca juga : Jaksa Minta Penetapan Pengadilan untuk Sita Restoran Bos First Travel di London

Menurut Riesqy, salah satu bos First Travel Anniesa Hasibuan, tidak pernah mengaku di mana sisa aset perusahaannya saat ditanya oleh pihak kepolisian dan kejaksaan.

Ia mengusulkan TGPF tersebut terdiri dari perwakilan kepolisian, kejaksaan, dan perwakilan dari calon jemaah.

Riesqy menilai, jika TGPF tersebut terbentuk dan berhasil menelusuri aset First Travel, maka calon jemaah yang telah membayar biaya umrah tetap bisa berangkat.

"Kita juga di TGPF ini unsurnya mungkin ada kepolisian, ada kejaksaaan, kami juga dilibatkan," kata Riesqy.

Baca juga : Ada Miliaran Rupiah untuk Biaya Bos First Travel Plesir Keliling Eropa

"Mungkin kalau ada TGPF, kita bisa kasih penjelasan, 'Mbak tolong berangkatkan dulu uang yang sisa'. Katanya kalau masih menambah bayar Rp 5 juta pun mereka (jemaah) siap," ujar dia.

Sementara itu, Anggota Komisi VIII dari Fraksi PDI-P Diah Pitaloka menegaskan bahwa pihaknya akan menyampaikan permintaan tersebut kepada Presiden Joko Widodo.

Ia meyakini Presiden Jokowi akan segera merespons permintaan para calon jemaah itu.

"Apa yang dititipkan Insya Allah akan kami sampikan termasuk surat kepada Bapak Presiden untuk pembentuk TGPF. Saya yakin Pak jokowi akan melanjutkan tindakan yang dianggap perlu," kata Diah.

Kompas TV Sebelumnya Syahrini terlibat kerja sama dengan First Travel untuk mempromosikan paket perjalanan umrah di media sosial.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com