Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Puti Soekarno Kurang Dikenal, PDI-P Ungkap Penyebabnya

Kompas.com - 22/03/2018, 06:14 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Bambang Dwi Hartono yakin elektabilitas Puti Guntur Soekarno akan terus meningkat jelang Pilkada 2018.

Bambang mengatakan bahwa penetapan Puti sebagai calon wakil gubernur pendamping Syaifullah Yusuf baru tanggal 12 Februari 2018. Artinya, pada Rabu (21/3/2018) ini, baru sekitar satu bulan berjalan.

Dengan fakta demikian, wajar saja elektabilitas Puti masih berada di bawah calon wakil gubernur lawannya, Emir Elistianto Dardak.

"Tapi dalam waktu tiga bulan ke depan, masih cukup bagi pasangan ini untuk memperoleh pundi-pundi suara," ujar Bambang di sela konferensi pers hasil survei Charta Politika di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Rabu siang.

Baca juga: Survei Charta Politika: Elektabilitas Gus Ipul-Puti 44,8 Persen, Khofifah-Emil 38,1 Persen

Dari 29 kota serta 9 kabupaten di seluruh Provinsi Jawa Timur, lanjut Bambang, Puti belum mengunjungi 13 kota/kabupaten. Iya yakin akan ada perubahan elektabilitas signifikan jika Puti sudah turun ke daerah tersebut.

"Kami belum masuk ke 13 kota/kabupaten. Misalnya Mataraman Pesisir. Ketika kami sudah masuk ke Lamongan, Gresik, Tuban, Bojonegoro, akan ada tren peningkatan," ujar Bambang.

Tentunya, ditambah kerja dari partai politik pengusung, antara lain Gerindra serta Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

"Kan, ada tambahan dukungan dari Gerindra dan PKS. Jadi, saya yakin mereka juga belum optimal. Ini tentunya memberikan optimisme bagi kami," ujar Bambang, yang juga menjabat sebagai salah satu Ketua DPP PDI Perjuangan tersebut.

Baca juga: Survei Charta Politika: Emil Dardak dan Puti Guntur Belum Level Petarung

Diberitakan sebelumnya, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai bahwa dua sosok calon wakil gubernur di Pilkada Jawa Timur, yakni Emil Elistianto Dardak dan Puti Guntur Soekarno, masih kurang dikenal dan disukai pemilih.

Hal itu terlihat dari hasil survei terhadap 1.200 responden yang dilaksanakan pada 3-8 Maret 2018.

"Berdasarkan pengalaman survei, untuk berpotensi menang minimal tingkat popularitas dan kesukaannya harus di atas 60 persen. Kalau mau menang minimal harus 80 persen. Ini apabila tak terjadi tsunami politik seperti di DKI Jakarta ya," ujar Yunarto saat konferensi pers di Hotel Atlet Century Park, Jakarta Pusat, Rabu (21/3/2018).

Sementara itu, tingkat pengenalan responden terhadap sosok Emil Dardak tercatat hanya 50,7 persen. Tingkat kesukaan responden terhadap sosok Emil pun hanya 43,7 persen.

Tingkat pengenalan responden terhadap sosok Puti pun 42,2 persen. Adapun tingkat kesukaan responden terhadap sosok cucu proklamator Ir Soekarno itu 37,3 persen.

"Jadi, sebenarnya dua nama ini masih pada level belum mencukupi sebagai petarung dalam memenangkan pertarungan politik," ujar Yunarto.

Kompas TV Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno berbincang dengan Bayu Sutiyono di program Sapa Indonesia Pagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com