Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Berharap Jokowi Pilih Airlangga Hartarto sebagai Pendamping di Pilpres 2019

Kompas.com - 14/03/2018, 19:29 WIB
Moh Nadlir,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono mengatakan, ada alasan lain mengapa partainya memilih Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Airlangga dipilih salah satunya karena dianggap cocok menjadi pendamping Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden 2019.

"Pada saat Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) partai tidak hanya mencari ketua umum, tapi sekaligus mencari (sosok) apakah dia kompatibel sebagai calon wakil presiden. Apa bisa pas. Sudah dipikirkan apa bisa satu paket," kata Agung, di Kantor Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957, Jakarta, Rabu (14/3/2018).

Baca juga: Ulama Kalsel Usulkan Jokowi Gandeng Tokoh Agama di Pilpres 2019

Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar, sekaligus Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957, Agung Laksono ketika memberikan keterangan pers di Kantor PPK Kosgoro 1957, Jakarta, Rabu (14/3/2018). KOMPAS.com/ MOH NADLIR Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar, sekaligus Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957, Agung Laksono ketika memberikan keterangan pers di Kantor PPK Kosgoro 1957, Jakarta, Rabu (14/3/2018).
Menurut Agung, ketika Munaslub, mayoritas kader partai menghendaki Menteri Perindustrian RI itu tak hanya sebagai pemimpin partai, tetapi juga sebagai kandidat pendamping Jokowi di Pilpres 2019.

"Pilihan peserta Munaslub juga begitu. Tidak hanya sekadar memilih calon ketua umum. Tapi juga ketua umum yang bisa ditindaklanjuti sebagai calon wakil presiden," kata Agung.

Oleh karena itu, kata Agung, Golkar berharap Jokowi memilih Airlangga Hartarto sebagai pendampingnya.

Baca juga: Ketum PPP: Jokowi dan Prabowo Sepakat Rematch di Pilpres 2019

"Kami berharap, calon wakil presidennya (Jokowi) itu adalah Ketua Umum Partai Golkar. Tentu Pak Airlangga Hartarto," kata dia.

Apalagi, saat ini ada dorongan dari internal partai. Hanya saja, kata Agung, partainya tak ingin buru-buru dan masih mencermati gelagat serta dinamika politik yang ada.

"Itu tidak tertutup kemungkinan. Artinya melihat perkembangan, peluangnya, kebutuhannya, dinamikanya seperti apa, harus kita pertimbangkan," kata dia.

Jokowi saat ini sudah mendapat dukungan dari lima parpol di DPR untuk kembali maju sebagai capres 2019. Kelima parpol tersebut, yakni PDI-P, Golkar, Nasdem, PPP dan Hanura. Masih ada lima parpol lain yang belum menentukan sikap, yakni Gerindra, PKS, PAN, PKB dan Demokrat.

Kompas TV Partai Demokrat membantah pernyataan Ketua DPP PKS yang menuding Demokrat bermain tiga kaki jelang pendaftaran Capres-Cawapres Pemilu 2019.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com