Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban First Travel Tak Jadi Berangkat meski Dua Kali Bayar Ekstra

Kompas.com - 12/03/2018, 16:30 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Calon jemaah First Travel, Marsonah mengaku tiga kali menyetorkan uang ke First Travel. Pertama, ia membayar lunas paket promo sebesar Rp 14,3 juta. Hingga batas waktu yang dijanjikan, Marsonah belum juga diberangkatkan. Kemudian, ia ditawarkan untuk membayar uang ekstra sebesar Rp 2,5 juta untuk sewa pesawat.

"Dijanjikan berangkat bulan Ramadhan, charter Ramadhan. Alasannya buat charter pesawat," ujar Marsonah saat bersaksi dalam sidang di Pengadilan Negeri Depok, Senin (12/3/2018).

Marsonah mengatakan, dirinya saat itu tak masalah membayar lebih asal bisa berangkat.

Marsonah kemudian mendapat jadwal keberangkatan 29 Mei 2017. Tepatnya pada hari ketiga bulan Ramadhan. Namun, ia kembali gagal berangkat. Setelah itu, kata dia, grup WhatsApp yang isinya calon jamaah First Travel memanas karena mereka mengalami nasib yang sama.

Baca juga : Tawarkan Paket Umroh Rp 14 Juta, Para Agen First Travel Sempat Ragu

Kemudian, muncul penawaran lagi dari First Travel untuk mengganti ke paket reguler. Ia juga harus menambah lagi untuk upgrade paket.

"Agen sebenarnya sudah tidak menganjurkan. Tapi dari website First Travel share ada anjuran upgrade reguler," kata Marsonah.

Marsonah mengatakan, iming-iming cepat berangkat itu membuatnya rela merogoh kocek lagi sebesar Rp 2,75 juta perorang. Ditambah lagi, ia merasa malu karena terlanjur bilang ke teman dan tetangganya bahwa ia akan berangkat umrah.

"Jadi bayar tiga kali. Bayar berapa tidak apa-apa yang penting saya berangkat," kata Marsonah.

Namun, uang tambahan yang dia serahkan sia-sia. Ia masih tidak berangkat. Hingga akhirnya, ketiga bos First Travel diciduk polisi karena diduga menipu dan menggelapkan uang calon jemaah.

Baca juga : Agen First Travel Keberatan Calon Jemaah Dimintai Biaya Ekstra Rp 2,5 Juta

Sejumlah calon jemaah dihadirkan sebagai saksi untuk terdakwa Direktur Utama First Travel Andika Surachman, Direktur First Travel Anniesa Hasibuan, Komisaris Utama Kepala Divisi Keuangan First Travel Siti Nuraidah Hasibuan alias Kiki.

Jaksa penuntut umum mendakwa ketiganya melakukan penipuan atau penggelapan dana perjalanan umrah 63.310 calon jemaah hendak menggunakan jasa biro perjalanan mereka.

Ketiga orang itu dianggap menggunakan dana calon jemaah sebesar Rp 905 miliar.

First Travel menawarkan paket promo umrah murah seharga Rp 14,3 juta. Mereka menjanjikan calon jamaah akan diberangkatkan satu tahun setelah pembayaran dilunasi.

Namun, pada kenyataannya, hingga dua tahun berlalu para korban tak kunjung diberangkatkan.

Kompas TV Sidang lanjutan beragendakan pemeriksaan 11 saksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com