Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Ingin Pilpres 2019 Ada 3 Calon agar seperti Pilkada DKI 2017

Kompas.com - 03/03/2018, 15:47 WIB
Ihsanuddin,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono mengatakan, Presiden Joko Widodo akan lebih mudah dikalahkan jika pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang diikuti tiga pasangan calon.

Dalam skenario itu Ferry berharap, nanti tak ada pasangan calon yang mendapatkan 50 persen suara sehingga pilpres dilanjutkan ke putaran kedua.

Di ronde kedua itulah, Ferry berharap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bisa mengalahkan Jokowi.

"Jadi seperti Pilkada DKI," kata Ferry dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (3/3/2018).

Dalam Pilkada DKI 2017, ada 3 pasangan calon yang bertarung, yakni Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Di putaran pertama, pasangan Ahok-Djarot yang merupakan petahana keluar sebagai pemenang. Namun pasangan yang diusung koalisi PDI-P, Golkar, dan Nasdem tersebut tak mendapatkan 50 persen suara sehingga pilkada dilanjutkan ke putaran kedua.

Di putaran kedua, Anies-Sandi yang diusung Partai Gerindra mengalahkan Ahok-Djarot.

Menurut Ferry, saat ini kondisinya cukup mirip, dimana Jokowi sebagai petahana juga tak mendapat dukungan lebih dari 50 persen masyarakat. Hal itu terlihat dari berbagai survei.

Baca juga : Soal Keputusan Maju Pilpres 2019, Prabowo Masih Tunggu Saat yang Tepat

"Lebih dari 50 persen masyarakat Indonesia saat ini ingin presiden baru," kata Ferry.

Ferry masih optimistis tiga pasangan calon bisa terwujud jika melihat peta koalisi parpol saat ini. Lima parpol memang sudah menyatakan bergabung mendukung Jokowi di pilpres 2019.

Namun, masih ada 5 parpol lain, termasuk Gerindra yang belum menentukan dukungan. Ia menilai, Gerindra nantinya bisa membangun koalisi dengan PKS dan mengusung Prabowo. Sementara tiga parpol lain yakni Demokrat, PKB dan PAN bisa membuat poros baru.

"Belum lagi kalau ada partai yang sudah mengusung Jokowi tapi kecewa karena rebutan wapres," kata Ferry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com