Tak hanya di situ, pengalaman dan perjuangan di dalam penjara membawa pria yang sempat disebut sebagai aktor intelektual bom Makassar itu menghasilkan buku kedua.
(Baca juga: Janji-Janji Mensos untuk Keluarga Mantan Teroris yang Kurang Mampu...)
“Dari Penjara ke Dakwah” begitu ia mengungkapkan judul dari buku keduanya itu. Buku kedua ini ucapnya menceritakan kisahnya berjuang di penjara hingga memilih jalur dakwah pasca keluar penjara.
“Insya Allah akan kami launching segera,” kata Muhtar.
Keluarga Kini
Muhtar tersenyum saat ditanya keluarganya. Ada kebanggaan yang terpancar. Anaknya yang dulu ia biayai dari hasil jerih payahnya di dalam penjara sudah tumbuh besar.
Dua dari lima anaknya kini sudah mengeyam pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Sementara tiga lainnya masih ada di jenjang pendidikan di bawahnya yaitu pesantren dan sekolah dasar.
"Alhamdulillah anak-anak saya ini hampir semuanya hafiz Al-Quran," ucapnya sembari tersenyum.
"Alhamdullah juga keluarga tidak khawatir dengan ekonomi (saat saya di dalam penjara). Jadi tidak ada teroris yang sama dengan saya, kerana saya mampu melakukan (perjuangan) seperti ini,” sambung dia.
(Baca juga: Anak Mantan Teroris dan Korban Terorisme Akan Diberi Beasiswa Perguruan Tinggi)
Di akhir perbincangan, Muhtar yang kini menjadi Ketua Forum Umat Islam Bersatu Sulawesi Selatan itu menyampaikan harapan untuk negeri ini.
“Harapan saya ke depan, bahwa Indonesia ini dalam tahap pembangunan. Saya berharap tidak ada lagi aksi terorisme. Mari sama-sama meningkatkan ilmu agar pemikiran, tekad, dan keinginan untuk bersatu,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.