Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Pastikan Tindak Tegas Penyebar Hoaks Isu Penyerangan Pemuka Agama

Kompas.com - 22/02/2018, 13:20 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal mengakui kasus penyerangan pemuka agama kini menjadi isu liar.

Banyak pihak yang memanfaatkan peristiwa tersebut untuk menyebarkan berita bohong untuk memprovokasi masyarakat.

"Hate speech, hoaks, para pelaku ini memanfaatkan situasi yang seperti ini. Ingin memperkeruh situasi," ujar Iqbal di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (22/2/2018).

Iqbal meminta masyarakat tidak terprovokasi maupun ikut ikutan memprovokasi isu tersebut. Ia memastikan Polri akan menindak tegas pihak yang menggoreng isu tersebut berlebihan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Mohammad Iqbal.KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Mohammad Iqbal.

 

(Baca juga: Polisi Akan Usut Penyebar Hoaks soal Penyerangan Ustaz di Tambun Utara)

Hal tersebut ditunjukkan dengan penangkapan lima orang di Jawa Barat yang menyebarkan berita hoaks soal pembacokan terhadap ulama oleh orang gila.

 

Setelah ditelusuri, yang dibacok adalah petani oleh tetangganya.

"Yang jelas Polri akan memproses hukum secara tegas. Ada beberapa yang ditahan yang unsur SARA-nya terbukti. Ada yang dibina karena cuma memviralkan, dan lain-lain," kata Iqbal.

Iqbal mengingatkan, dalam kebebasan dunia maya tetap harus dibatasi oleh perangkat hukum.

(Baca juga: Istana Nilai Potensi Hoaks Kian Pesat Jelang Pilpres 2019)

 

"Kami akan proses nanti bagi yang berani-berani, tidak pedulikan perangkat hukum dan proses hukum itu," lanjut dia.

Kasus penyerangan pemuka agama juga dikait-kaitkan dengan dengan isu Partai Komunis Indonesia. Iqbal menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar.

Salah satu contohnya, di Facebook, beredar video yang menayangkan Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abiyoso Seno Aji sedang berbicara di depan media.

Berdasarkan suara dari video itu, Abiyoso seolah mengecam PKI yang menyerang ulama dan mempersilakan masyarakat untuk menghakimi secara massal.

Namun, gerakan mulut Abiyoso berbeda dengan suaranya. Setelah didalami, video tersebut sebenarnya diambil saat Abiyoso konferensi pers soal geng motor.

Kompas TV Polisi kemudian menangkap pelaku setelah unggahan itu menimbulkan polemik dan keresahan warganet
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com