Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rel KA Rute Solo-Semarang Terganggu, Perjalanan Terlambat hingga 2 Jam

Kompas.com - 18/02/2018, 14:30 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Kompas TV PT KAI Daop VIII Surabaya menyiapkan kereta api dan gerbong tambahan untuk liburan imlek.

Kepala Desa Ledokdawan Budiyono menjelaskan, musibah longsor kali pertama diketahui oleh warga desanya pada Sabtu (17/2/2018) sekitar pukul 05.00 WIB dinihari.

Warga kemudian segera bergegas meneruskan kabar ini kepada pihak PT KAI. Tidak lama setelah laporan diterima, puluhan petugas dari PT KAI meluncur ke ke lokasi kejadian untuk melakukan penanganan longsor.

Budiyono sendiri mengaku bersyukur karena longsor bisa terpantau lebih awal sehingga ada penanganan darurat.

Budiyono tak bisa membayangkan apa yang bakal terjadi jika longsor itu tidak tertangkap mata. Setidaknya, ratusan nyawa penumpang KA yang melintas di jalur itu terselamatkan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, lapisan tanah di bawah bantalan rel KA itu ambrol sehingga membahayakan jika dilalui KA.

Dilihat dari samping, rel KA tampak seperti jembatan karena tanah penyangga kosong. Lokasi longsor berjarak beberapa meter dari sungai setempat.

"Longsornya diketahui sehabis Subuh. Saya bersyukur sekali, peristiwa longsor itu bisa cepat diketahui warga. Soalnya, sekitar pukul 06.15 WIB biasanya ada kereta yang melintas di jalur itu. Telat beberapa jam saja bisa fatal akibatnya. Lihat saja longsornya parah," kata Budiono.

Warga Desa Ledokdawan, Ahmadi (45), menjelaskan, longsor terjadi karena tanggul sungai di kawasan tersebut sudah tak kuat menahan derasnya gerusan air sungai ditambah lagi intensitas hujan yang tinggi akhir-akhir ini. Adapun Jarak lokasi longsor dengan sungai hanya terpaut tujuh meter.

"Sebaiknya tanggul-tanggul sungai di kawasan itu sering diawasi. Karena usia tanggul sudah tua. Ini yang harus diperhatikan. Jika tanggul sungai longsor, otomatis tanah di rel juga longsor," terang Ahmadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com