Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mensos Pastikan Ide Relokasi Penduduk Asmat Tidak Jadi Dilakukan

Kompas.com - 31/01/2018, 13:56 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial Idrus Marham memastikan, ide relokasi penduduk Kabupaten Asmat, Papua, tidak jadi dilaksanakan.

Ide itu awalnya diungkapkan Presiden Joko Widodo menyusul serangan wabah penyakit campak dan dehidrasi terhadap penduduk di kabupaten tersebut.

"Awalnya kan Presiden bertanya, termasuk kepada saya sebagai Mensos. Apa memungkinkan dilakukan relokasi? Setelah kami lakukan kajian di lapangan, khususnya di Asmat, tidak mungkin dilakukan relokasi secara menyeluruh," ujar Idrus di Kantor Sekretariat Kabinet, Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Idrus melanjutkan, solusi agar masyarakat Kabupaten Asmat terjangkau akses pelayanan kesehatan adalah mengonsentrasikan permukiman penduduk di suatu area yang mudah dijangkau.

Jadi, jika selama ini rumah-rumah penduduk di Kabupaten Asmat menyebar pada area-area tertentu, pemerintah akan membangun sebuah komunitas di mana masyarakat dapat terkonsentrasi di suatu wilayah. Dengan demikian, pemerintah semakin mudah mengakses mereka.

"Di Kemensos kami punya program bagaimana membangun komunitas terpencil. Apabila ini dilaksanakan, maka memberikan kemudahan, akan pelayanan kesehatan, pendidikan dan lain sebaginya," ujar Idrus.

(Baca juga: Gubernur Papua dan Bupati Asmat Tolak Usul Jokowi untuk Relokasi Warga)

 

Idrus menegaskan, masyarakat Papua masih sangat erat dengan budaya dan adat istiadat. Oleh sebab itu, konsep pembangunan di sana tetap mesti dilandasi oleh kebudayaan yang ada di sana.

"Apapun yg dilakukan di Papua, harus berbasis budaya, sesuai ciri karakter daerah itu, tidak boleh kita berpikir membangun Papua sama dengan membangun Jawa Barat," ujar Idrus.

Diberitakan, Presiden Jokowi menawarkan relokasi kepada sejumlah penduduk yang bermukim di wilayah terpencil di Papua ke wilayah yang lebih mudah dijangkau unit pelayanan kesehatan.

Tawaran ini terkait wabah penyakit yang dari tahun ke tahun selalu melanda masyarakat di daerah terpencil Provinsi Papua. Tahun ini, wabah menghinggapi penduduk Kabupaten Asmat.

"Alangkah lebih baik apabila direlokasi ke kota. Jadi (penduduk) desa-desa direlokasi ke kota," ujar Jokowi di sela kunjungan kerja di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (22/1/2018) sebagaimana dikutip siaran pers resmi Istana.

Jokowi yakin, pemerintah daerah mampu memfasilitasi relokasi penduduk. Jika pemerintah daerah tidak mampu bekerja sendiri, Jokowi menegaskan, pemerintah pusat siap turun tangan membantu relokasi penduduk Papua di wilayah terpencil.

Namun Presiden menyadari bahwa relokasi adalah hal yang sulit. Sebab, pasti ada perubahan budaya.

Kompas TV Cerita penderitaan dari warga Asmat yang kini sedang dilanda krisis pangan sudah sering kita dengar dan lihat belakangan ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Nasional
Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Nasional
Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Nasional
Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Nasional
Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Nasional
Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Nasional
Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Nasional
Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Nasional
Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Nasional
Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Nasional
Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com