Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembakan Kader Gerindra, Propam Sebut Briptu AR Sedang Tak Bertugas

Kompas.com - 25/01/2018, 20:48 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Propam Polri Irjen Martuani Sormin mengatakan bahwa Briptu AR yang melakukan penembakan terhadap kader Partai Gerindra, F, tidak bertugas pada saat kejadian.

Imbas penembakan tersebut, korban F tewas lantaran peluru yang bersarang di dadanya.

"Saya pikir itu pribadi, dia juga sama calon istrinya. Bukan dalam rangka penugasan, itu urusan pribadi," kata Irjen Martuani di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Kamis (25/1/2018).

Karena itu, dia menegaskan, persoalan penembakan yang dilakukan Briptu AR dengan kader Partai Gerindra tersebut bukanlah masalah institusi.

"Perlu saya tegaskan itu bukan masalah Brimob sama Gerindra, tapi itu masalah pribadi," ucap dia.

(Baca juga: Polri Minta Penembakan Kader Gerindra Tak Dikaitkan dengan Isu Politik)

Soal kepemilikan senjata, Martuani tegas menyebut bahwa mantan ajudan Irjen Murad Ismail saat menjabat Komandan Korps (Dankor) Brimob Polri itu punya izin.

"Setiap orang yang memiliki senjata, dilengkapi surat dinas, itu pasti dia melekat. Khususnya senjata api genggam, dengan izin yang dia miliki pasti dia bawa. Dia memiliki izin," kata dia.

Martuani juga tak bisa menjawab sanksi apa yang akan dijatuhkan ke Briptu AR. Ia beralasan, pemeriksaan belum bisa dilakukan lantaran Briptu AR masih menjalani perawatan di Rumah Sakit.

"Ini kan sampai sekarang yang bersangkutan masih dirawat, sakit. Kita masih koordinasi dengan bidan Propam Brimob untuk pemeriksaan internal. Tapi orangnya kan belum bisa bicara," kata Martuani.

"Dia (Briptu AR) kan juga luka dikeroyok orang-orang itu (rekan korban F)," ucapnya.

(Baca juga: Wakapolri Sebut Anggotanya Tembak Kader Gerindra karena Bela Diri)

Insiden penembakan itu terjadi ketika korban bersama rekan-rekannya terlibat keributan dengan AR di area parkir Lips Club Bogor, Sabtu dini hari.

Informasi yang didapat, keributan antara keduanya dipicu persoalan saling tidak mau mengalah saat berada di lokasi parkir diskotek itu.

Saat itu, korban yang mengendarai mobil hendak masuk ke dalam untuk memarkirkan kendaraannya. Kemudian, pada saat bersamaan, muncul AR bersama seorang teman perempuannya yang ingin keluar dari area parkir.

Karena sama-sama tidak mau mengalah, mereka terlibat cekcok mulut. Korban bersama sejumlah temannya yang turun dari dalam mobil langsung menghampiri AR.

Merasa terdesak, AR pun mengeluarkan senjata api. Terjadi saling rebutan senjata di antara mereka.

Kemudian, terdengar suara letusan senjata api yang mengenai dada korban. Melihat korban terluka, teman-teman yang lainnya langsung mengeroyok AR.

Kompas TV Polisi menemukan bukti baru dalam kasus penembakan yang menewaskan kader Partai Gerindra oleh anggota brimob di Bogor, Jawa Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com