Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Imelda Bachtiar

Alumnus Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Indonesia (UI) tahun 1995 dan Pascasarjana Kajian Gender UI tahun 2010. Menulis dan menyunting buku bertema seputar memoar dan pemikiran tokoh berkait sejarah Indonesia, kajian perempuan, Peristiwa 1965 dan kedirgantaraan. Karyanya: Kenangan tak Terucap. Saya, Ayah dan Tragedi 1965 (Penerbit Buku Kompas-PBK, 2013), Diaspora Indonesia, Bakti untuk Negeriku (PBK, 2015); Pak Harto, Saya dan Kontainer Medik Udara (PBK, 2017); Dari Capung sampai Hercules (PBK, 2017).

Kenangan atas Daoed Joesoef dan Mbah Google

Kompas.com - 24/01/2018, 17:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

TANAH air kembali kehilangan putera teladannya. Bapak Profesor Doktor Daoed Joesoef, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Presiden Soeharto, tokoh pendidikan, guru dan penulis sepanjang hayat, berpulang dini hari ini, 24 Januari 2018. Kelahiran Kota Medan, Sumatera Utara, 8 Agustus 1926 ini tutup usia dengan tenang pada usia 91 tahun. 

Baca: Mantan Mendikbud Daoed Joesoef Meninggal Dunia

 

Saya ingin mengenangnya sebagai super-senior penulis di Penerbit Buku Kompas yang selalu dan tak pernah putus berkarya dalam kolom-kolom dan buku, tentu saja di bidang pendidikan dan khususnya pendidikan karakter.

Jarang sekali bertemu, tetapi sesekali kesempatan Pak Daoed Joesoef datang ke Penerbit Buku Kompas, maka saya nimbrung dan mendengar pemikiran beliau soal pembangunan karakter anak-anak Indonesia dan usulan-usulannya.

Semua hal sederhana, tetapi membuat saya yang masih punya anak kecil, tergugah mendengarnya. Saya  yang kemudian mencermati buku-buku karyanya dan kolom-kolomnya.

Pada satu siang di Palmerah Selatan, ketika tahu saya masih punya dua bocah lelaki, beliau lalu mengingatkan, jangan lupa terus berperang dengan telpon genggam, terutama Mbah Google di dalamnya.

“Karena google hanya memberikan informasi, tanpa anak-anak tahu seperti apa prosesnya. Mereka bukan mendapat pengetahuan. Ajari, paksalah anak membaca, dan kemudian menuliskan hasilnya,” kata penulis Pikiran dan Gagasan Daoed JOESOEF dan Emak, Penuntunku dari Kampung Darat sampai Sorbonne. Keduanya terbit oleh Penerbit Buku Kompas tahun 2014.

Emak, paling mengena di hati. Karena buku ini menunjukkan bagaimana dekatnya sosok Ibu dalam perjalanan hidup almarhum.

Ibu Pak Daoed adalah sosok perempuan tradisional masa itu yang hanya kenal membaca huruf Arab, huruf Al-Qur’an, dan tak bisa membaca latin sama sekali.

Tetapi, dalam buku itu Pak Daoed menulis, Ibunya lah yang membuka wawasan cinta ilmunya, sehingga ia justru bisa menuntut ilmu sampai ke Eropa, Prancis. Daoed Joesoef alumni Universitas Pluridisciplinaires Pantheon-Sorbonne.

Buku Emak ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Mama, dan menjadi peserta Frankfurt Book Fair tahun 2015 dengan sambutan yang cukup luas.

Baca juga: Mengenang Daoed Joesoef, Mengenang Emak...

Satu lagi yang impresif, karya Daoed Joesoef: Borobudur-Warisan Umat Manusia, dari penerbit yang sama, tahun 2015. Demikian catatan penerbit di sampul belakang buku ini.

“Tiga belas abad yang lalu sekumpulan seniman dan rohaniwan yang sampai sekarang tidak diketahui namanya, mendirikan sebuah bangunan dari batu masif di suatu daerah yang dianggap keramat di Jawa Tengah dan dilingkungi oleh beberapa gunung berapi.

Daoed Josoef (kanan) saat berbincang di kantor Penerbit Buku Kompas.IMELDA BACHTIAR Daoed Josoef (kanan) saat berbincang di kantor Penerbit Buku Kompas.
Mereka kiranya menyadari tak akan berkesempatan menyaksikan penyelesaian konstruksi yang telah dimulai itu, namun yakin bahwa generasi mendatang akan menyempurnakannya, mengagumi ciptaan awal mereka itu dan berusaha merawatnya. Buku ini memaparkan nilai arkeologis, historis, spiritual, budaya, keilmuan, keindahan, ekonomi, dan politik dari Candi Borobudur. Termasuk misteri the unfinished Buddha of Borobudur.

Pendidikan Prasekolah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com