TANAH air kembali kehilangan putera teladannya. Bapak Profesor Doktor Daoed Joesoef, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Presiden Soeharto, tokoh pendidikan, guru dan penulis sepanjang hayat, berpulang dini hari ini, 24 Januari 2018. Kelahiran Kota Medan, Sumatera Utara, 8 Agustus 1926 ini tutup usia dengan tenang pada usia 91 tahun.
Baca: Mantan Mendikbud Daoed Joesoef Meninggal Dunia
Saya ingin mengenangnya sebagai super-senior penulis di Penerbit Buku Kompas yang selalu dan tak pernah putus berkarya dalam kolom-kolom dan buku, tentu saja di bidang pendidikan dan khususnya pendidikan karakter.
Jarang sekali bertemu, tetapi sesekali kesempatan Pak Daoed Joesoef datang ke Penerbit Buku Kompas, maka saya nimbrung dan mendengar pemikiran beliau soal pembangunan karakter anak-anak Indonesia dan usulan-usulannya.
Semua hal sederhana, tetapi membuat saya yang masih punya anak kecil, tergugah mendengarnya. Saya yang kemudian mencermati buku-buku karyanya dan kolom-kolomnya.
Pada satu siang di Palmerah Selatan, ketika tahu saya masih punya dua bocah lelaki, beliau lalu mengingatkan, jangan lupa terus berperang dengan telpon genggam, terutama Mbah Google di dalamnya.
“Karena google hanya memberikan informasi, tanpa anak-anak tahu seperti apa prosesnya. Mereka bukan mendapat pengetahuan. Ajari, paksalah anak membaca, dan kemudian menuliskan hasilnya,” kata penulis Pikiran dan Gagasan Daoed JOESOEF dan Emak, Penuntunku dari Kampung Darat sampai Sorbonne. Keduanya terbit oleh Penerbit Buku Kompas tahun 2014.
Emak, paling mengena di hati. Karena buku ini menunjukkan bagaimana dekatnya sosok Ibu dalam perjalanan hidup almarhum.
Ibu Pak Daoed adalah sosok perempuan tradisional masa itu yang hanya kenal membaca huruf Arab, huruf Al-Qur’an, dan tak bisa membaca latin sama sekali.
Tetapi, dalam buku itu Pak Daoed menulis, Ibunya lah yang membuka wawasan cinta ilmunya, sehingga ia justru bisa menuntut ilmu sampai ke Eropa, Prancis. Daoed Joesoef alumni Universitas Pluridisciplinaires Pantheon-Sorbonne.
Buku Emak ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Mama, dan menjadi peserta Frankfurt Book Fair tahun 2015 dengan sambutan yang cukup luas.
Baca juga: Mengenang Daoed Joesoef, Mengenang Emak...
Satu lagi yang impresif, karya Daoed Joesoef: Borobudur-Warisan Umat Manusia, dari penerbit yang sama, tahun 2015. Demikian catatan penerbit di sampul belakang buku ini.
“Tiga belas abad yang lalu sekumpulan seniman dan rohaniwan yang sampai sekarang tidak diketahui namanya, mendirikan sebuah bangunan dari batu masif di suatu daerah yang dianggap keramat di Jawa Tengah dan dilingkungi oleh beberapa gunung berapi.
Pendidikan Prasekolah