"Saya lihat nyonya-nyonya Belanda yang lebih tua daripada saya naik keretangin kesana-kemari. Dan badannya gemuk-gemuk lagi".
"Ya itulah, mereka lain sih...".
"Lain bagaimana? Mereka dan kita sama-sama manusia. Bedanya kan cuma di warna kulit. Akan saya buktikan bahwa saya pun bisa berkeretangin seperti perempuan-perempuan Belanda itu".
Emak terus berargumen dengan bapak soal keinginannya belajar berkeretangin. Si bapak khawatir, si emak menjadi bahan gunjingan para tetangga.
"Biarkan perempuan-perempuan sini menggunjing di belakang saya. Heran, kok mereka begitu benci pada kemajuan. Picik bagai katak di bawah tempurung," demikian pernyataan emak yang dikutip Daoed, menjawab kekhawatiran bapak.
Baca juga: Daoed Joesoef dan Keteguhannya Berkontribusi di Dunia Pendidikan
Daoed mengungkapkan, jika emaknya sudah punya keinginan, maka ia akan berusaha mewujudkannya. Emak memutuskan akan membeli sepeda bekas dari tabungan yang dikumpulkannya dari hasil jahitan dan katering, sehingga tak mengganggu keuangan keluarga.
Banyak lagi kisah-kisah kenangan Daoed akan sosok emak tentang berbagai hal, soal pluralisme, agama, seni, keilmuan, dan sebagainya.
Pada akhir bukunya, Daoed juga menuangkan kesedihan saat emak berpulang setelah beberapa bulan ia berada di Sorbonne, Perancis, untuk melanjutkan studi.
"Emak meninggal beberapa bulan setelah aku sekeluarga berada di Paris. Ketika berita duka ini tiba, aku sedang bersiap-siap untuk mulai menempuh rangkaian ujian 'Doctorat d'Etat' di Sorbonne. Kalau aku berhasil menempuh program akademis tertinggi ini, aku akan menjadi orang Indonesia pertama yang bergelar doktor melalui program bergengsi ini. Jadi hal ini betul-betul merupakan satu tantangan bagiku. Emak pasti bangga melihat aku berani menerima tantangan ini," tulis Daoed.
Daoed melanjutkan, "Maka berita kepergian emak ke alam baka, memenuhi panggilan panggilan Allah SWT yang selama ini disembahnya lima kali sehari dalam sembahyang lima waktu, sungguh mengejutkan aku. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun".
Selamat jalan, Pak Daoed...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.