Selain itu, La Nyalla juga ingin mendemonstrasikan mesin politiknya kepada kandidat-kandidat yang akan bertarung di Jawa Timur. Jika isu mahar ini mampu membangkitkan simpati publik, bukan tidak mungkin dukungan La Nyalla menjadi penting untuk memenangi Pilkada Jatim.
Berputar haluan
Hipotesis ketiga, isu mahar politik juga bisa digunakan La Nyalla untuk bertukar haluan. Kegaduhan tersebut menjadi tanda putus kontrak dengan gerbong Prabowo Subianto.
Dalam gerbong sekarang, La Nyalla merasa memiliki kontribusi besar, salah satunya ia mengklaim berperan besar dalam pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pilkada DKI Jakarta.
Lawan-lawan politik mantan Danjen Kopassus tersebut tentu sangat mempertimbangkan untuk menggunakan jasa La Nyalla jelang 2019 nanti. Sebagaimana ungkapan orang bijak, the enemy of your enemy is your friend.
Isu mahar ini merupakan tanda-tanda akan terjadi eksodus berbagai tokoh politik dari satu poros ke poros yang lain jelang pemilu nasional.
Setelah melihat keberhasilan Anies Baswedan yang menyeberang dari poros pemerintah ke poros Prabowo di Pilkada DKI Jakarta, La Nyalla pun kini akan ikut angkat koper, entah ke mana dia akan berlabuh.
Lebih dari sekadar uang
Mahar politik adalah tema yang lazim dibicarakan "setengah kamar" oleh para elite. Tidak ada cara yang valid untuk mengklarifikasinya. Transaksi mahar sangat tertutup, tentunya tidak ada kuitansi dan tanda terima.
Secara hukum, memang sangat sulit membuktikan keberadaan mahar politik. Namun, hikmah dari kegaduhan La Nyalla-Prabowo membuat publik mulai membicarakan tema ini secara terang-terangan.
Elite sudah terlalu lama menyembunyikan sesuatu yang sudah banyak diketahui publik. Semakin banyak urusan publik dibahas "setengah kamar", semakin darurat demokrasi kita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.