Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Arie Putra
CEO Inpolin

CEO Inkubator Politik Indonesia (Inpolin)

Demokrasi Setengah Kamar

Kompas.com - 22/01/2018, 11:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

Selain itu, La Nyalla juga ingin mendemonstrasikan mesin politiknya kepada kandidat-kandidat yang akan bertarung di Jawa Timur. Jika isu mahar ini mampu membangkitkan simpati publik, bukan tidak mungkin dukungan La Nyalla menjadi penting untuk memenangi Pilkada Jatim.

Berputar haluan

Hipotesis ketiga, isu mahar politik juga bisa digunakan La Nyalla untuk bertukar haluan. Kegaduhan tersebut menjadi tanda putus kontrak dengan gerbong Prabowo Subianto.

Dalam gerbong sekarang, La Nyalla merasa memiliki kontribusi besar, salah satunya ia mengklaim berperan besar dalam pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pilkada DKI Jakarta.

Lawan-lawan politik mantan Danjen Kopassus tersebut tentu sangat mempertimbangkan untuk menggunakan jasa La Nyalla jelang 2019 nanti. Sebagaimana ungkapan orang bijak, the enemy of your enemy is your friend.

Isu mahar ini merupakan tanda-tanda akan terjadi eksodus berbagai tokoh politik dari satu poros ke poros yang lain jelang pemilu nasional.

Setelah melihat keberhasilan Anies Baswedan yang menyeberang dari poros pemerintah ke poros Prabowo di Pilkada DKI Jakarta, La Nyalla pun kini akan ikut angkat koper, entah ke mana dia akan berlabuh.

Lebih dari sekadar uang

Mahar politik adalah tema yang lazim dibicarakan "setengah kamar" oleh para elite. Tidak ada cara yang valid untuk mengklarifikasinya. Transaksi mahar sangat tertutup, tentunya tidak ada kuitansi dan tanda terima.

Secara hukum, memang sangat sulit membuktikan keberadaan mahar politik. Namun, hikmah dari kegaduhan La Nyalla-Prabowo membuat publik mulai membicarakan tema ini secara terang-terangan.

Elite sudah terlalu lama menyembunyikan sesuatu yang sudah banyak diketahui publik. Semakin banyak urusan publik dibahas "setengah kamar", semakin darurat demokrasi kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com