Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Dana KIP Cukup atau Enggak?

Kompas.com - 08/01/2018, 11:46 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo, Senin (8/1/2018), membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada 1.148 pelajar SD, SMP, SMA, SMK dan pendidikan kesetaraan di Kota Kupang dan sekitarnya.

Pembagian KIP itu dilaksanakan di halaman SMKN 3, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Terdapat momen unik ketika Presiden Jokowi menyampaikan pidato. Awalnya, Jokowi memberi informasi mengenai jumlah dana yang ada di dalam KIP.

Dana KIP untuk pelajar SD sebesar Rp 450.000, untuk pelajar SMP sebesar Rp 750.000, untuk pelajar SMA dan SMK sebesar Rp 1 juta.

"Tahu semuanya ya berarti. Uang segitu untuk di Kupang, cukup enggak?" tanya Jokowi.

Para pelajar kemudian menjawab pelan, "kurang".

Mendengar Jawaban ragu dari pelajar, Jokowi pun terkejut.

"Wah, masak kurang? Coba tadi yang menjawab kurang maju ke depan,"ujar Jokowi yang disambut tawa para pelajar.

Jokowi kemudian bertanya lagi, "benar cukup apa enggak?"

Entah mengapa, jawaban para pelajar berubah seketika.

"Cukup," teriak anak-anak itu diiringi tawa.

"Nah, jawabnya keras begini, baru..." ujar Jokowi sembari senyum-senyum.

Sebanyak 1.148 pelajar yang menerima KIP itu terdiri dari 553 pelajar SD, 161 pelajar SMP, 156 pelajar SMA, 178 pelajar SMK dan 100 pelajar dari pendidikan kesetaraan.

Jokowi berpesan kepada anak-anak untuk menggunakan dana pada KIP itu dengan benar.

"Anggaran itu dipakai untuk beli seragam, sepatu, buku, tas sekolah. Kalau pulsa enggak boleh. Kalau ketahuan uangnya untuk beli pulsa, kartunya dicabut," ujar Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com