Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Buah Hati, Alasan Sebenarnya Yenny Wahid Enggan Maju Pilkada Jatim

Kompas.com - 05/01/2018, 15:27 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Putri presiden keempat RI Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid, menolak tawaran Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur, pada Pilkada Jatim 2018.

Melalui akun Instagram-nya @yennywahid, ia pun mengungkapkan alasan yang sebenarnya dibalik keputusan tersebut.

Kata Yenny, jika ia ikut serta dalam Pilkada Jatim maka otomatis, waktu untuk keluarga, khususnya untuk buah hatinya, akan berkurang.

"Ini alasan sesungguhnya kenapa saya tidak bisa menerima lamaran mas @prabowo untuk maju dalam #pilkadajatim2018. Karena waktu saya untuk kelonan dengan anak pasti akan tersita untuk kampanye," ujar Yenny dikutip dari akun instagram pribadinya, Jumat (5/1/2018).

 

Apalagi, menurut pemilik nama Zanuba Arifah Hapsah itu, saat ini anaknya berada dalam masa emas perkembangan otak.

Di mana sangat dibutuhkan peran orang tua, untuk membekali buah hatinya dengan nilai-nilai yang dibutuhkan di masa depan.

"Padahal anak-anak saya saat ini sedang dalam masa #goldenyears, butuh interaksi dengan orang tua agar bisa bekali dengan nilai-nilai dasar yang dibutuhkannya untuk menjalani hidupnya kelak," lanjut Yenny.

(Baca juga : Gerindra, PKS, dan PAN Pasrah Ditolak Yenny Wahid)

 

Tak cuma itu, kata Yenny, momen politik akan terus berulang. Berbeda dengan momen-momen kebersamaan dengan keluarga atau buah hatinya yang tak selalu berulang.

"Ke depan nanti masih ada momen-momen politik lainnya yang mungkin akan hadir, namun momen dengan orang-orang tercinta sulit untuk bisa terulang kembali," ucap Yenny.

Tak lupa Yenny pun menuliskan tagar #hidupharusseimbang dan #familyfirst dalam unggahannya di instagram tersebut.

Kompas TV Seolah menjawab spekulasi yang beredar beberapa jam yang lalu, Yenny Wahid menemui Prabowo di rumahnya di Jalan Kertanegara Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com