Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Minta Penyelenggara Pemilu Antisipasi Kecurangan

Kompas.com - 05/01/2018, 11:47 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berharap penyelenggaraan pilkada 2018 dan pemilu 2019 dapat mengatasi gangguan terhadap kedua pesta demokrasi itu.

Menurut SBY, baik pilkada 2018 atau pemilu 2019 memiliki kompleksitas dan tantangan yang tinggi. SBY mengatakan, Pilkada 2018 adalah merupakan yang terbesar atau paling banyak pesertanya karena dilaksanakan secara serentak.

Demikian juga pemilu 2019, yang menurut dia merupakan pemilu pertama baik pileg dan pilpres yang juga dilaksanakan secara serentak.

"Karenanya semua penyelenggara pemilu baik jajaran KPU, Bawaslu, DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum) harus merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan semua kegiatan pilkada dan pemilu dengan baik," kata SBY.

Baca juga : SBY: Perwira Aktif yang Terjun ke Politik Ada Aturannya, Jangan Dilanggar

Hal tersebut merupakan salah satu poin dari lima hal yang disampaikan SBY, dalam pernyataan politiknya di kantor Sekretariar DPC Partai Demokrat, Jalan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/1/2018).

SBY menyatakan, jangan sampai penyelenggara pemilu melakukan kesalahan, apalagi pada hal yang bersifat prinsip. Jika ada permasalahan yang serius, jajaran KPU menurut pendapatnya harus mampu melakukan manajemen krisis untuk dapat mengatasi persoalan tersebut dengan baik.

Di era teknologi informasi digital ini, lanjut SBY, bisa saja terjadi kejahatan yang tujuannya menggagalkan pemilu, seperti melakukan pembobolan dan pengrusakan terhadap sistem informasi KPU.

Baca juga : Kata SBY, Jangan Hancurkan Pesaing dengan Kekuatan Uang dan Kekerasan

Puncaknya, lanjut dia, hasil suara bisa dimanipulasi atau diubah.

"KPU harus bisa mencegah dan mengatasinya jika gangguan seperti ini terjadi," ujar SBY.

Penyelenggara pemilu, menurut dia, harus memiliki integritas dan menjaga kualitas kerjanya. Sebab, lanjut SBY, dalam praktik sering beredar isu kecurangan dalam penghitungan suara. KPU misalnya, lanjut dia, juga sering dicurigai melakukan kolusi dengan pihak-pihak tertentu.

"Untuk itu KPU harus senantiasa transparan dan akuntabel dalam kegiatannya. Setiap langkahnya harus bisa diikuti oleh masyarakat luas," ujar SBY.

Kompas TV Kabar miring kini menerpa pasangan bakal Calon Gubernur Syaifullah Yusuf-Azwar Anas. Belakangan Azwar Anas dikabarkan mundur dari pencalonan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com