Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Gelar Sekolah Bagi Calon Kepala Daerah, 19 Orang Tak Hadir

Kompas.com - 12/12/2017, 18:13 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - PDI Perjuangan menggelar sekolah partai bagi sejumlah bakal calon kepala dan wakil kepala daerah di Wisma Kinasih, Depok, Jawa Barat.

Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kehormatan Komarudin Watubun mengatakan bahwa pihaknya mengundang 93 bakal calon kepala dan wakil kepala daerah yang akan bertarung di Pilkada serentak, 2018 mendatang.

Namun, rupanya tidak seluruhnya hadir dalam sekolah partai yang dilaksanakan sejak tanggal 10 hingga 14 Desember tersebut.

"Peserta yang diundang ada 93, tapi yang hadir 74. Tiga orang itu izin karena masih ada rapat konsolidasi. Tiga orang lagi sakit," ujar Komarudin dalam laporannya kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang hadi pada, Selasa (12/12/2017).

(Baca juga : Bekali Calon Kepala Daerah, PDI-P Ingatkan soal Tantangan Intoleransi)

Salah satu calon kepala daerah yang tidak tampak dalam acara, Selasa ini, yakni pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf dan Abdullah Azwar Anas.

Kompas.com sempat bertanya kepada Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Organisasi Djarot Saiful Hidayat terkait ketidakhadiran mereka. Namun Djarot menjawab singkat.

"Oh, Azwar Anas kemarin datang kok," ujar dia sembari berlalu.

Djarot menambahkan, di sekolah partai, setiap calon kepala serta wakil kepala daerah akan mendapatkan materi dari berbagai sumber. Mulai dari menteri, kepala daerah dan ahli yang dinilai memiliki kinerja bagus.

(Baca juga : PDI-P Andalkan Sekolah Calon Kepala Daerah untuk Menangkan Pilkada 2018)

 

"Mereka dipersiapkan betul agar ketika menjadi kepala daerah, mereka betul-betul paham tata pemerintahan, paham pengelolaan anggaran, paham apa tujuan dia menjadi kepala daerah, yaitu bagaimana bisa mewujudkan keadilan sosial, bagaimana dia bisa membangun semangat gotong royong," ujar Djarot.

Para pemateri sekaligus memberikan cara-cara teknis dalam mengelola pemerintahan atau mengelola keuangan pemerintahan.

Harapannya, para bakal calon kepala dan wakil kepala daerah itu tinggal mengimplementasinya setelah menang Pilkada.

"Beberapa kepala daerah yang bagus kita undang untuk bisa memberikan inspirasi bagi para calon kepala daerah sehingga 'best practices' ini bisa direplikasi di banyak tempat, terutama di mana PDI-P bisa memenangkan Pilkada," ujar Djarot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com