Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkumham Sebut Lapas Nusakambangan Sudah Terkendali

Kompas.com - 09/11/2017, 20:24 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly memastikan kondisi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II Permisan Nusakambangan, Jawa Tengah, saat ini sudah dapat dikontrol petugas.

Di lapas tersebut sebelumnya terjadi kerusuhan antara napi kasus terorisme dengan napi dari kelompok John Kei.

"Keadaan sudah terkontrol, tidak ada lagi masalah," kata Yasonna, di sela jumpa pers di kantor Dirjen Imigrasi Kemenkum HAM, Jakarta, Kamis (9/11/2017).

Yasonna menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak kepolisian, khususnya Polres Cilacap yang bertindak cepat mengatasi kerusuhan tersebut.

(Baca juga: Bentrok di Lapas Nusakambangan Dipicu Serangan terhadap John Kei)

Menkumham pun menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang kerusuhan tersebut.

Awalnya, pihak Pemasyarakatan melakukan pemindahan sementara napi di Lapas Batu dan Pasir Putih. Lapas tersebut dikosongkan karena akan dibuat untuk lapas supermaximum security.

Sehingga, untuk sementara sebagian napi, termasuk kelompok John Kei yang sebelumnya ditahan di Lapas Batu, dipindahkan ke Lapas Permisan.

Lapas Permisan diketahui sudah dalam kondisi melebihi kapasitas. Upaya antisipasi dalam pemindahan sementara pun dilakukan.

"Rupanya terjadi sedikit gesekan antara kelompok napiter (napi teroris) dan kelompok John Kei. Terjadi pengeroyokan," ujar Yasonna.

(Baca juga: 11 Terduga Pelaku Kerusuhan Lapas Permisan Nusakambangan Diamankan)

Yasonna mengatakan, sebagian napi teroris sudah dipindahkan kembali ke Lapas Pasir Putih. Adapun sebagian napi, termasuk kelompok John Kei, sudah dipindah ke Lapas Batu, yang ruangannya sudah baik.

Sebelumnya, kerusuhan di lapas itu mengakibatkan satu korban tewas dan tiga korban luka. Sebanyak 11 orang yang diduga pelaku saat ini diamankan di lapas terkait.

Kompas TV Kepolisian masih mendalami penyebab pasti kerusuhan yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Nusa Kambangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com