Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkominfo Akui Kalah Cepat Hadapi Menjamurnya Situs Berkonten Negatif

Kompas.com - 17/10/2017, 10:34 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menganggap pemblokiran tak bisa menjadi jalan keluar efektif untuk menghentikan laju pertumbuhan situs-situs berkonten negatif.

Sejauh ini, Kemenkominfo telah memblokir lebih kurang 800.000 situs. Padahal, Rudiantara meyakini, masih ada jutaan situs lainnya yang layak diblokir.

"Karena kita kalah cepat. Diblokir satu, muncul seribu. Kita berlomba terus," ujar Rudiantara dalam seminar di Kompleks PTIK, Jakarta, Selasa (17/10/2017).

Sebagian besar dari situs yang diblokir adalah situs yang menampilkan pornografi.

Baca: Jonru Ditahan, Istana Sebut Penyebar Kebencian dan Hoaks Memang Harus Ditertibkan

Selama ini, kata Rudiantara, Kemenkominfo hanya mengandalkan laporan masyarakat, search engine, lembaga swadaya masyarakat, dan permintaan penegak hukum untuk memblokir aplikasi mauph situs.

Ke depannya, Kemenkominfo akan membangun sistem untuk proaktif "mengais" situs-situs berkonten negatif.

"Kalau perlu kita blok, kita blok. Perlu kerja sama Kominfo dengan masyarakat dan lembaga maupun siapapun sampai level apa membahayakannya," kata dia.

Rudiantara menganggap, ada hal yang jauh lebih penting daripada pemblokiran, yakni dengan pencegahan.

Perlu ada literasi kepada masyarakat Indonesia agar lebih berdaya menghadapi media sosial dan perkembangan teknologi.

Kemenkominfo telah melakukan pendekatan ke berbagai kelompok masyarakat, termasuk tokoh-tokoh agama.

"Kami perhatikan, yang paling efektif adalah lendekatan keagamaan. Oleh karena itu Kominfo pendekatan pada kelompok agama," kata Rudiantara.

Pada Januari 2017, Rudiantara mendatangi Majelis Ulama Indonesia dan presentasi mengenai rambu-rambu di media sosial.

Setelah itu, MUI mengeluarkan fatwa mengenai cara menggunakan media sosial agar bermanfaat.

Hal yang sama juga dilakukan terhadap kelompok agama lainnya. 

Rudiantara mengatakan, dalam pertemuannya dengan kelompok-kelompok agama itu, ia menekankan bagaimana masyarakat mencari tahu kebenaran informasi yang diterima sebelum meneruskannya ke orang lain.

"Jangan jempol lebih cepat dari otak kita, terima langsung forward. Kalau mau forward pastikan info tersebut memiliki nilai dan bermanfaat," kata dia.

Kompas TV Ini Sosok Asma Dewi yang Diduga Terkait Kelompok Saracen


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com