JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia menawarkan Niger untuk membeli alat utama sistem persenjataan buatan dalam negeri.
Tawaran itu diajukan saat Presiden Joko Widodo menerima Presiden Niger Mahamadou Issoufou beserta delegasinya di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (16/10/2017).
"Itu (alutsista) salah satu yang kami sampaikan ke Niger. Bahwa kita mempunyai memampuan untuk memproduksi alutsista. Silakan dilihat," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, usai pertemuan.
Menlu Retno mengatakan, kerja sama senjata sebenarnya telah lama dijalin Indonesia dengan negara-negara di benua Afrika. Namun, Niger belum termasuk di dalamnya.
Baca: Kunjungan Presiden Issoufou, Indonesia Sepakat Bantu Pembangunan Perumahan di Niger
Oleh karena itu, Menlu Retno berpendapat, seharusnya Niger mengikuti jejak negara-negara tetangganya.
"Jadi silakan untuk dilihat, apalagi toh beberapa negara Afrika sudah memakai (alutsista) punya Indonesia," ujar Retno.
Retno melanjutkan, Indonesia punya kenyamanan hubungan diplomatik dengan negara-negara di Afrika. Momentum Konferensi Asia-Afrika (KAA) menjadi perekat keduanya.
"Pada saat kita berhubungan dengan negara Afrika, itu ada satu kenyamanan politik bahwa kita sudah bersama-sama dengan negara yang sejak lahir saya, negara itu sudah mendampingi," ujar Retno.
Kenyamanan hubungan tersebut, lanjut dia, harus diorientasikan lebih produktif bagi kedua negara.