Sejak saat itu, ia mulai serius mengumpulkan koin. Selain dari para pembeli pulsanya, Zaka juga mulai menerima uang logam dari pengamen dan pengemis untuk ditukarkan dengan uang kertas. Setiap sore, rumah Zaka-Ningsih selalu dihampiri pengemis dan pengamen untuk menukar uang koin dengan kertas.
Uang-uang logam Zaka dan Ningsih dengan cepat bertambah. Botol air mineral kecil tempat menyimpan koin berjumlah sampai puluhan. Tidak mau menambah botol lagi karena kekurangan tempat, Zaka kemudian menggabungkannya ke dalam galon air mineral.
Menabung dengan uang logam, menurut Zaka, memiliki keuntungan tersendiri. Uang logam dianggap remeh oleh orang. Namun, Zaka punya prinsip sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit.
"Saya pernah nabung menggunakan uang kertas Rp 20.000, Rp 50.000 dan Rp 100.000. Tapi selalu terpakai terus, untuk beli apalah, apalah. Kalau uang koin kan kita malas juga pakai itu," ujar Zaka.
Zaka ingin anak-anaknya meneruskan kebiasaan menabung. Zaka memiliki prinsip lainnya, yakni menabung, biar untung.
Cerita menabung Zaka dan Ningsih diunggah ke akun Facebook Ningsih, bernama 'Agustine Ningsih' pada 30 September 2017. Unggahan berupa teks, video, dan foto itu dibagikan netizen sebanyak 18.200 kali dan menuai 3.600 komentar. Unggahan itu diberikan emoticon sebanyak 12.800.
"Orang ada yang positif, ada yang negatif. Ada yang bilang, kok saya pamer. Tapi banyak juga yang bilang cerita saya ini inspirasi buat mereka. Ya wajar sajalah. Terserah saja," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.