Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkopolhukam Sebut Tragedi 1965 Bisa Diselesaikan secara Non-Yudisial

Kompas.com - 01/10/2017, 14:46 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanaan Wiranto mengatakan, kasus dugaan pelanggaran HAM berat masa lalu, yakni peristiwa 1965/1966, tidak mungkin diselesaikan melalui jalur hukum (yudisial).

"Penyelesaian secara yuridis jelas tidak mungkin. Nanti akan terlalu banyak yang mengklaim salah, benar dan sebagainya," ujar Wiranto di Kompleks Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Minggu (1/10/2017).

Penyelesaian kasus tersebut pun harus melalui jalur non yudisial.  "Kita ini memang tidak lagi masuk kepada satu suasana yang saling mengklaim, menyalahkan orang lain dan sebagainya. Semuanya tidak ada itu. Oleh karena itu kemudian penyelesaiannya dengan cara non-yudisial," lanjut dia.

Pada awal pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, sebenarnya sudah ada rencana untuk membawa perkara teraebut ke arah rekonsiliasi. Pasalnya pihak-pihak yang diduga terlibat sudah meninggal dunia.

Baca juga: Polisi dan Menkopolhukam akan Bubarkan Ormas Anti Pancasila

Pemerintah pun berpendapat bahwa lembaran sejarah Indonesia saat itu seharusnya menjadi pembelajaran agar tidak terulang kembali di masa mendatang.

Lagipula sebut Wiranto, keluarga pihak-pihak yang terlibat dalam peristiwa tersebut pun sudah hidup dengan baik di Indonesia tanpa ada tindak diskriminasi.

"Sebenarnya sudah berlangsung proses itu (rekonsiliasi), di mana tidak ada lagi larangan-larangan beberapa family yang terlibat dalam masalah PKI, sekarang menjabat sebagai pegawai, sekarang sudah ada," ujar Wiranto.

"Sebenarnya secara non yudisial, penyelesaian pembauran kembali dari seluruh komponen masyarakat itu sudah terjadi sebenarnya. Lalu apa yang diributkan?" lanjut dia.

Oleh sebab itu, seharusnya rekonsiliasi dalam perkara HAM 1965/66 dapat dengan mudah terwujud. Wiranto menegaskan, jika masih ada pihak-pihak yang terus meributkan persoalan itu, energi bangsa akan habis dan menjadi tidak produktif.

Kompas TV Presiden juga meminta masyarakat agar menjaga dan memegang teguh nilai Pancasila.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com