Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Pasien Kanker Payudara Belum Dapat Kemoterapi, In Kata RS Fatmawati

Kompas.com - 26/09/2017, 15:38 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Rumah Sakit Fatmawati angkat bicara soal pasiennya, Ayu Agustin, yang mengidap kanker Payudara. Kisah Ayu belakangan viral dan mendapat simpati di dunia maya karena ia belum juga mendapat jadwal kemoterapi meski sudah dua bulan berobat di RS Fatmawati. Padahal, kondisi kanker di Payudara Ayu semakin parah.

Kepala Humas RS Fatmawati Atom Adam mengatakan, Ayu Agustin sampai saat ini belum mendapatkan jadwal kemoterapi karena memang harus mengantre dengan pasien lain.

"Kalau yang saya tahu memang belum ada jadwalnya karena pasien yang sakit serupa juga banyak," kata Atom kepada Kompas.com, Selasa (26/9/2017).

Atom mengaku sudah berkoordinasi dengan bagian pelayanan medis terkait kondisi Ayu saat ini. Ia juga memberitahukan mengenai video Ayu yang viral saat meminta bantuan dari warganet. Namun, Atom belum bisa mengungkapkan langkah apa yang akan diambil oleh RS Fatmawati.

Secara teori, menurut Atom, bisa saja Ayu dirujuk ke rumah sakit lain yang tidak terlalu antre untuk pelayanan kemoterapinya.

(Baca: Derita Ayu Agustin, Pengidap Kanker Payudara yang Tak Kunjung Dapat Kemoterapi)

"Bisa saja misalnya ke RS Dharmais, bisa pakai BPJS," kata dia.

"Tapi saya belum bisa jawab hari ini ya karena itu kan ada bahasa medisnya," tambahnya.

Melalui sebuah video, Ayu yang mengidap kanker payudara memohon pertolongan netizen. Video itu diambil dan diunggah oleh teman Ayu, Fadila Zazkia Ulfa ke akun Instagram @fadilazu, Senin (25/9/2017). Video tersebut langsung menyebar luas dan banyak mendapat perhatian serta simpati dari warganet.

"Buat teman-teman yang punya kepedulian lebih saya minta tolong untuk secepatnya di kemo (kemoterapi)," kata Ayu dalam video tersebut.

Ibu Ayu, Desi, sebelumnya mengaku sudah mendesak pihak dokter dan Rumah Sakit Fatmawati untuk segera menjadwalkan kemoterapi kepada anaknya. Namun pihak dokter dan rumah sakit menolak.

Ayu baru diminta kembali ke RS Fatmawati pada 17 Oktober mendatang, itu pun untuk menjalani biopsi. Sementara jadwal untuk kemoterapi masih belum jelas.

(Baca: Semua Perempuan Wajib Tahu 2 Langkah Deteksi Dini Kanker Payudara)

"Kata dokter enggak bisa (dipercepat). Karena yang sakit begini bukan ratusan orang. Ribuan yang kena penyakit begini," kata Desi kepada Kompas.com.

Padahal, menurut dokter, kemoterapi penting untuk mengecilkan kanker yang tumbuh di payudara Ayu. Kemoterapi juga harus dijalani 6 sampai 12 kali setiap bulannya. Setelah kanker mengecil, baru lah operasi pengangkatannya dilakukan.

Di tengah jadwal kemoterapi yang belum jelas, kondisi Ayu semakin parah. Payudara Ayu yang sebelah kiri terus mengalami pembengkakan dan pendarahan.

Ayu kesulitan untuk berjalan dan bernafas. Desi juga sudah meminta agar Ayu yang kondisinya makin buruk bisa dirawat di rumah sakit. Namun, pihak dokter merasa hal tersebut tidak diperlukan.

"Kata dokter, kalau kanker enggak ada yang dirawat. Mau dirawat juga ngapain? Begitu-gitu juga. Mendingan di rumah. Di RS itu banyak yang menular karena tidak bagus," ujarnya.

Akhirnya, Desi bersama suami merawat Ayu dari rumah kontrakan mereka di Kampung Pabuaran Wetan, Desa Ciangsan, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

 

Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh Perkenalkan ayu agustin , penderita kanker payudara. Umur 21 thun Ayu agustin tinggal di daerah ciangsana bogor Tepatnya di Kampung Pabuwaran wetan , Kecamatan Gunung Putri , Kab.Bogor . . Ayu sudah kerumah sakit sejak agustus ,prtama di RS didaerah bogor.kmudian dirujuk ke RS besar di jakarta.. namun saat disana ayu blum pula mendapatkan jdwal kemo ( ayu hanya di rongent dan diberi obat untuk payudaranya yg trluka..sprti untuk obat koreng) Akhirnya tiba lah pentuan untuk jdwal kemo ayu..yaitu tgl 17 oktober .. Iya 17 oktober 2017 ..lama ya? Memang setau saya kemo memang ada jdwalnya.. Tapi bukankah smakin lama akan smakin parah ? Ya ketika agustus lalu tangan kanannya masih baik2 saja , namun kemarin Minggu 24 sptember 2017 saya melihat ayu , tangan kanannya sudah membengkak.. bgitupun payudaranya yg sblah kiri sudah mulai membengkak.. ia pun sudah susah untuk brnafas , nyesek katanya.. Apa tidak bisa untuk menanganinya lebih cpat ? Stidaknya agar ia bisa lebih baik lagi dalam brnafas.. Teman2 smua dan tentunya bapak bupati bogor , serta mentri kesehatan indonesia dan bapak presiden Ir.Jokowi Dodo yang saya hormati. sekiranya mau membantu ayu.. untuk secepatnya diambil tindakan.. Saya sudah tidak tega pak bu melihatnya , dia dirumah tnpa perawatan apa2.. menunggu jdwal 17 oktober.. pak bu apa prlu dia kerumah sakit diluar negeri agar cepat ditangani? Jika saja bisa , namun keadaan brkata lain.. inipun dia brobat memakai BPJS pak bu , Tolong bantuan kalian pak bu untuk teman saya ayu ..agar stidaknya sakit yg ia rasakan bisa berkurang . . . Vidio ini saya kirimkan untuk teman2 dan rekan2 smua yg mungkin bisa membantu setidaknya memviralkan vidio ayu agar pemerintah dan para dermawan melihat dan turut membantu ayu ..trima kasih Wassalammualaikum @infia_fact @beraniberhijrah @bogorpisan @bekasi.banget @jokowi ( vidio ini tidak menyinggung atau menyudut pihak manapun , vidio ini dibuat dengan benar agar stidaknya ada pihak2 yg membantu untuk minimal ayu bisa bernafas dengan baik untuk skrg2 ini)

Sebuah kiriman dibagikan oleh fadilazazkiaulfa (@fadilazu) pada Sep 24, 2017 pada 6:58 PDT

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com