Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Eksklusif, Jejak Hatf, Si Bocah ISIS di Gunung Salak

Kompas.com - 18/09/2017, 07:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Saya kemudian bertemu dengan salah satu pengurus lembaga pendidikan yang menyebut tempat ini sebagai pesantren. Nyatanya, pesantren ini tidak terdaftar di Kementerian Agama.

Orang itu keberatan menyebut namanya. Kepadanya saya sampaikan bahwa saya telah menghubungi kepala sekolah tempat ini yaitu Agus Purwoko. Agus memang tidak menjawab pesan saya.

Saya sampaikan pada orang itu bahwa saya ingin bertemu dengan pihak sekolah untuk bertanya tentang sejumlah hal terkait tempat ini.

Sayang, saya hanya boleh berdiri di luar sekolah dan dilarang untuk memasuki lingkungan sekolah. Sambil meminta saya keluar lelaki itu menutup pintu gerbang.

Selama beberapa saat saya berdiri di luar, berdiri di tengah terik matahari. Saya kembali mencoba memberanikan diri untuk masuk ke dalam sekolah.

Saya kembali menyapa orang–orang di dalam. Saya tidak bisa mengenali mereka. Banyak dari mereka yang wajahnya tertutup, baik perempuan maupun lelaki. Hanya ada beberapa lelaki dewasa yang wajahnya terbuka.

Dengan meminta izin terlebih dahulu, saya masuk ke dalam.  Saya bersyukur bisa menembus ke bagian paling dalam sekolah yang belum pernah dimasuki oleh media manapun.

Masuk ke lingkungan Ibnu Mas’ud

Saya mulai berjalan menuju ke dalam ruangan kelas yang “polos” tanpa ada lambang dan pimpinan negara. Burug garuda serta foto presiden dan wakil presiden biasanya adalah panjangan yang lazim ada di dinding sekolah.

Di tempat ini yang saya lihat hanya ruang kelas, dengan kursi untuk 20 siswa dan papan tulis “whiteboard”. Tak ada yang lain, Meja dan lemari menyimpan buku pun tak ada.

Saya kemudian berlanjut menaiki tangga ke bagian atas sekolah. Saya bermaksud melihat asrama para siswa.

Yang saya lihat, mereka tidur di alas busa tanpa ranjang. Ruangan tidur itu berukuran satu ruang kelas sekitar 8 x 8  meter.

Saya menanyakan kepada sejumlah anak di sana terkait bagaimana mereka tidur. Sayangnya, tidak ada satupun yang mau menjawab pertanyaan saya.

Sulitnya mencari narasumber

Saya kemudian mencoba mencari siapapun yang bisa saya wawancara untuk tayangan AIMAN di KompasTV, malam ini pukul 20.00 wib.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com