Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Haornas 2017, Tanah dan Air dari Penjuru Indonesia Dipersatukan

Kompas.com - 10/09/2017, 08:04 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Tanah dan air yang diambil dari penjuru Nusantara bersatu di Stadion Moch Soebroto, Kota Magelang, pada puncak peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) XXXIV, Sabtu (9/9/2017).

Penyatuan itu dipimpin langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dan disaksikan oleh ribuan pelajar, atlet hingga kepala daerah seluruh Indonesia.

Sebelum disatukan, tanah dan air yang sudah dimasukkan ke dalam kendi atau wadah itu dibawa oleh pemuda-pemudi dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka mengenakan pakaian adat khas daerah masing-masing.

Imam Nahrawi mengatakan, pencampuran dua elemen alam itu merupakan momen sakral penyatuan semangat kebangsaan sebagai warga negara.

Tanah dan air diambil oleh para pesepeda Gowes Pesona Nusantara (GPN) dari 125 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.

"Tidak sekadar gowes, mereka juga membawa tanah dan air dari kota masing-masing. Bukan sembarang tanah dan air yang diambil, tapi merupakan tanah dan air yang diambil dari tempat-tempat mulia, agung, dan keramat," ujar Imam Nahrawi.

(Baca juga: Haornas 2017, Jokowi Akan Bangun Monumen Tanah Air di Gunung Tidar)

Tanah dan air itu selanjutnya akan dibawa ke puncak Gunung Tidar, Kota Magelang untuk dibuat monumen. 

Menurut Imam, tanah dan air itu bukan sekadar simbol kebersamaan, tapi juga pesan bahwa tanah dan air Indonesia harus dirawat serta dijaga selama-lamanya.

"Perbedaan bukan penghalang untuk bersama dan maju. Gunung Tidar nanti akan menjadi saksi sejarah berdirinya monumen yang bahannya tanah dan air dari ratusan daerah di Indonesia," kata dia.

Deputi 3 Kemenpora RI, Raden Isnanta, menyebut dari semula hanya 90 kota/kabupaten yang terlibat, berubah menjadi 125 daerah yang ikut menyerahkan tanah dan airnya untuk dibangun menjadi monumen.

Hal ini menunjukkan antusiasme daerah yang sangat besar.

"Tanah dan air ini dihimpun melalui proses yang mengandung nilai spiritual hebat. Ada yang diambil dari tempat bersejarah, keramat, bahkan ada yang diambil dari titik tengah lautan dan lembah yang dalam. Benar-benar luar biasa," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com