"Tetapi yang penting, ternyata membaca puisi itu iso sa'karepe dewe, ga ono aturane (bisa semaunya sendiri, tidak ada aturannya)," tambahnya.
Sejak saat itu lah, Gus Mus dikenal sebagai penyair. Gara-gara itu, sampai sekarang ia diundang ke sana kemari, bahkan sampai luar negeri untuk membaca puisi dan ceramah agama.
Gus Dur dianggap dalang ketoprak
Gus Mus bercerita, banyak para kiai dan para ulama tak suka dengan jabatan yang diemban Gus Dur sebagai ketua DKJ.
Katanya, masak anak kiai besar dan ketua PBNU jadi dalang ketoprak. Ramai-ramai para kiai dan ulama itu meminta Gus Dur mundur dari DKJ.
Gus Dur mendengar dan mempertimbangkan tuntutan itu.
"Saya ingin menyelesaikan tugas saya di bidang kebudayaan ini dalam beberapa bulan ini," kata Gus Mus menirukan ucapan Gus Dur.
Ternyata benar, Gus Dur menepati janjinya. Ia mundur. Padahal, kebudayaan dan sastra adalah bidang yang sangat dicintai Gus Dur.
Gus Dur pernah mengenyam kuliah sastra Arab dan menguasai sastra Arab serta hapal puisi-puisi penyair besar Arab klasik, juga kelas dunia seperti William Shakespeare.
Bahkan, Gus Dur adalah penggagum berat para penggubah dan maestro musik klasik terbesar sepanjang masa, seperti Beethoven, Mozart dan lainnya.
Gus Dur berbeda dengan para agamawan Muslim pada umumnya yang memandang musik sebagai perbuatan terlarang, musik adalah racun yang mematikan dan permainan yang tak berguna, yang sia-sia. Bahkan mendengarkan musik akan melalaikan Tuhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.