Bambang mendaftar untuk perjalanan umrah bersama istrinya. Ia dikenakan biaya umrah Rp 17 juta per orang. Bambang sudah menyetor total Rp 34 juta kepada biro tersebut.
"Desember 2015 itu dijanjikan berangkat," kata Bambang, di kantor Bareskrim, di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Selasa sore.
Namun, ketika mendekati waktu pemberangkatan, biro tersebut kerap memundurkan jadwal. Hal itu terus dilakukan berkali-kali.
Dia pernah menanyakan kepada pihak biro tersebut alasan tak kunjung diberangkatkan umroh. Tanggapannya, kata Bambang, jemaah tetap dijanjikan akan diberangkatkan.
"Insya Allah pasti berangkat," kata pihak biro, menurut Bambang.
Awal 2017, Bambang malahan dimintakan uang tambahan jika ingin diberangkatkan. "Kalau saya, enggak mau saya kasih (uang tambahan)," ujar dia.
Sementara jika jemaah meminta uang yang telah disetor dikembalikan, jawabannya hanya menunggu. Sampai hari ini, Bambang tak kunjung diberangkatkan umrah.
Hal yang sama dialami jemaah lainnya, Joni (59). Pria asal Condet, Jakarta Timur itu bahkan sudah menyetor total Rp 76 juta. Ia itu untuk biaya umroh dirinya dan istri serta dua orang kakak.
Joni yang sudah menyetor uang perjalan umroh ke biro tersebut sejak Oktober 2015, dan dijanjikan berangkat April 2016 itu juga tak kunjung diberangkatkan.
"Sampai sekarang enggak ada kejelasan, setiap saat telpon tapi janjinya Insya Allah (diberangkatkan)," ujar Joni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.