Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Heran Ada Tuntutan agar Pemerintah Usir Dubes Myanmar

Kompas.com - 05/09/2017, 13:42 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengaku heran saat ada kelompok masyarakat yang menuntut agar pemerintah mengusir Duta Besar Myanmar untuk Indonesia di Jakarta.

Tuntutan tersebut sempat dilontarkan sebagai bentuk protes terhadap aksi kekerasan yang mematikan terhadap warga Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar.

Menurut Wiranto, pemerintah tidak boleh gegabah dalam bereaksi terhadap tragedi kemanusiaan yang terjadi di negara lain.

"Kemarin pada saat di Myanmar ada masalah seperti itu, suku-suku Rohingya katakanlah dibantai oleh militer di sana, di sini teriak-teriak semua. Padahal pemerintah kita yang amanatnya bebas aktif ikut melaksanakan ketertiban dunia, pasti ada tindakan. Tapi tidak boleh gegabah. Tidak boleh kemudian emosi. Tarik dubes, usir dubes," ujar Wiranto, saat memberikan kuliah umum terkait program bela negara di Universitas Tarumanagara, Jakarta Barat, Selasa (5/9/2017).

Baca: Mencari Solusi Rohingya...

Menurut Wiranto, pengusiran dubes Myanmar justru akan merugikan dan memperparah kondisi warga Rohingya.

Sebab, Indonesia akan kesulitan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan.

Sementara, hanya Indonesia yang memiliki akses untuk melobi Pemerintah Myanmar.

Selain itu, pengusiran duta besar akan berakibat pada memburuknya hubungan diplomatik kedua negara.

"Nah ini kalau ditarik dubesnya, tidak ada hubungan diplomatik, kalau mau mengirimkan bantuan pakai apa? Padahal dibutuhkan bantuan untuk pengungsi Rohingya," kata Wiranto.

Kekerasan mematikan semakin memburuk di negara bagian Rakhine, Myanmar, dengan korban ratusan orang tewas.

Baca: Disensor soal Rohingya, BBC Putus Kerja Sama dengan Televisi Myanmar

Korban tewas meningkat karena bentrokan bersenjata antara tentara dan militan Rohingya berlanjut, seperti diberitakan kantor berita Perancis, AFP, dan media Inggris, The Guardian.

Pemerintah telah mengevakuasi setidaknya 4.000 warga desa non-Muslim di tengah bentrokan yang berlangsung di Rakhine barat laut.

Ribuan Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.

Tragedi kemanusiaan itu pun menyulut reaksi masyarakat Indonesia.

Berbagai kelompok masyarakat menggelar aksi unjuk di depan Kedubes Myanmar. Bahkan Kedubes Myanmar sempat dilempar molotov.

Kompas TV Kelompok militan Rohingya terlibat pertempuran sengit dengan pasukan keamanan Myanmar di Rakhine.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com