JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia sedang mendapatkan momentum dalam hal pengembangan investasi.
Namun, Jokowi menyayangkan fokus justru tak ke arah sana. Masyarakat diramaikan oleh isu-isu yang menurut Presiden bukan menjadi persoalan inti.
"Sekarang kita punya momentum bagus yang harus dimanfaatkan secepatnya. Banyak sekali momentum," ujar Jokowi dalam acara Pencatatan Perdana Kontrak Investasi Kolektif – Efek Beragun Aset (KIK – EBA) Mandiri–PT Jasa Marga, Tbk. Surat Berharga Hak Atas Pendapatan Tol Jagorawi, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (31/8/2016).
"Tapi kita senangnya yang kayak Saracen gitulah. Momentumnya malah lupa," lanjut dia.
Baca: Jokowi: Tak Usah Takut, Ngomong Saja Biar Tahu Mana yang Mesti Saya Gebuk...
Jokowi mengingatkan sejumlah pencapaian yang telah diraih pemerintahannya dalam rangka kemudahan berinvestasi.
"Pertama, mengenai layak investasi. Kenapa semua sudah lupa bahwa kita sudah investment grade? Kita ini sudah layak investasi. Sudah. Jadi nunggu apalagi?" ujar Jokowi.
Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah juga tinggi. Hal itu tercermin dari survei yang dilakukan OECD terhadap tingkat kepercayaan masyarakat negara-negara di dunia terhadap masing-masing pemerintahannya.
Survei mencatat, tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan sebesar 80 persen alias menempati posisi pertama bersama-sama dengan Swiss.
Baca: Wiranto Pastikan Polisi Telusuri Dalang dan Motif Politik Saracen
"Ini momentum, kok masih ada yang pesimis? Apa lagi yang dicari? Apa yang ditunggu lagi?" ujar Jokowi.
Ia juga meminta segenap bangsa Indonesia mulai dari jajaran menteri Kabinet Kerja beserta rakyat bahu membahu untuk mewujudkan pembangunan nasional demi terwujudnya kesejahteraan. Ia berharap semua menteri berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
"Sekali lagi, momentum ini harus dimanfaatkan betul. Jangan sampai momentum ini lewat dan kita tidak mendapat apa-apa," ujar Jokowi.