Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Tahun Politik, Kemenhub Gerak Cepat Bangun Infrastruktur

Kompas.com - 31/08/2017, 00:52 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan pihaknya siap menjalankan arahan Presiden Joko Widodo. Menghadapi tahun politik jelang pemilihan presiden 2019, Kemenhub akan berusaha melakukan langkah percepatan yang tidak mengecewakan rakyat. 

"Kalau saya terutama adalah bagaimana mengefektifkan organisasi berjalan dengan full speed sekarang ini ya," kata Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/8/2017).

Budi mengatakan, salah satu caranya adalah dengan menyerahkan pengelolaan bandara dan pelabuhan kepada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, atau pun swasta.

Pelabuhan dan bandara ini dilepas agar tidak membebani anggaran, sehingga Kemenhub bisa fokus menggarap infrastruktur transportasi di daerah yang lebih terpencil. Pelayanan juga diyakini akan lebih baik apabila pengelolaan diserahkan ke BUMN atau swasta.

(Baca: Jokowi Bersiap Hadapi Pilpres 2019)

"Nah sekarang daripada lama-lama pokoknya tahun ini harus selesai. Berarti tiap dua minggu, saya menyerahkan dua pelabuhan, dua bandara, kepada BUMN atau swasta untuk dikerjasamakan," kata Budi.

Langkah lain adalah memastikan proyek-proyek strategis yang sudah dicanangkan bisa terlaksana, khususnya proyek-proyek yang berkaitan langsung dengan hajat hidup orang banyak.

"Kami harus teliti jangan sampai itu tiba-tiba tidak dianggarkan sehingga proyek strategis ini tidak dapat terlaksana. Satu perbaikan kereta api, kami lihat ada enggak anggarannya, anggarannya mesti cukup," kata dia.

Budi juga memastikan bahwa pihaknya akan melakukan pembersihan apabila masih ada mafia-mafia yang bermain di Kemenhub. Ia berharap, tak ada lagi pejabat Kemenhub yang tertangkap melakukan korupsi.

(Baca: Jelang Tahun Politik, Jokowi Minta Menteri Tak Buat Kegaduhan)

"Kalau nanti ditemukan (mafia), ya oke kita lakukan pembersihan," kata dia.

Presiden Jokowi sebelumnya  menyinggung tahun politik yang semakin dekat dalam sidang kabinet paripurna, Selasa (29/8/2017) kemarin. Presiden Jokowi meminta menteri memperhatikan betul kebijakan yang diambilnya agar tidak membuat kegaduhan di publik.

"Saya harapkan menteri tidak membuat kebijakan baru yang belum dikonsultasikan kepada publik pada masyarakat, belum melalui kajian dan perhitungan perhitungan mendalam, sehinga justru bisa membikin hal-hal yang tidak diingini masyarakat dan membuat masyarakat kecewa," ujar Jokowi.

Kompas TV Penyidik KPK masih mengembangkan perkara dugaan suap di Kementerian Perhubungan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com