JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengecam proses uji coba peluncuran rudal yang dilakukan Korea Utara pada Senin (28/8/2017).
Menlu menegaskan bahwa langkah tersebut melanggar resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB.
"Kita setiap kali ada launching test (rudal), kita selalu menyampaikan statemen kita, dan statemen kita posisi Indonesia itu selalu konsisten bahwa kita tidak ingin melihat satu negara secara terus-menerus melanggar DK PBB," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (29/8/2017).
Menurut Retno, sikap tersebut merupakan bentuk konsistensi Indonesia yang juga sudah berkali-kali disampaikan, termasuk dalam forum internasional.
(baca: Korut Tembakkan Rudal Lewati Hokkaido, Warga Jepang Utara Panik)
Retno menambahkan, para menteri luar negeri hampir semua negara akan bertemu di Majelis Umum PBB pada September mendatang.
"Saya yakin isu mengenai masalah Korut ini akan menjadi bahasan di dalam pertemuan di bulan september nanti," katanya.
Sebelumnya, Korea Utara menembakkan satu rudal balistik melewati pulau Hokaido, Jepang dan akhirnya jatuh di Samudera Pasifik.
(baca: Indonesia Kecam Uji Coba Rudal Korea Utara)
Media Jepang, NHK, melaporkan, rudal diluncurkan dari sebuah lokasi di dekat Pyongyang, ibu kota Korut dan melesat hingga melewati pulau Hokkaido, Jepang utara, pukul 06.00 waktu setempat.
Rudal itu kemudian pecah menjadi tiga bagian dan jatuh di sisi timur laut Hokkaido di Samudera Pasifik.
Peluncuran rudal pada Selasa pagi itu, diperkirakan sebagai bentuk protes terhadap latihan militer tahunan yang sedang berlangsung di Korea Selatan.
(baca: Korsel Balas Tembakan Rudal Korut dengan Pamer Kekuatan Militer)
Latihan ini melibatkan tentara AS, Korsel, dan sejumlah kecil personil dari negara lain, termasuk Australia dan Jepang.
Latihan tersebut juga terjadi di tengah meningkatnya ketegangan secara dramatis di Semenanjung Korea setelah uji coba dua rudal balistik antarbenua Korut dan ancamannya untuk menyerang pangkalan militer AS di Guam dua pekan silam.
Seoul dan Washington mengatakan bahwa latihan tersebut merupakan kesempatan bagi sekutu untuk memperbaiki kemampuan pertahanan mereka, namun Pyongyang secara rutin mencela mereka sebagai gladi resik untuk perang melawan Korut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.