Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gibran dan Penolakannya terhadap Ajakan "Bermain" dalam Berbagai Proyek

Kompas.com - 29/08/2017, 08:34 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Sebagai putra seorang presiden, Gibran Rakabuming Raka mengakui, kerap mendapatkan "godaan" untuk terlibat dalam berbagai proyek. 

Pengakuan tersebut disampaikan putra sulung Joko Widodo itu, dalam wawancara eksklusif dengan Kompas.com, di Solo, Jawa Tengah, Minggu (27/8/2017). 

Menurut Gibran, banyak yang mengajaknya untuk ikut dalam sejumlah proyek.

"Banyak, sampai sekarang banyak. Ya enggak tahulah biasanya dari partai, dari apalah itu," ujar Gibran.

Bahkan, gagal masuk melalui dirinya, banyak juga 'proposal' yang dititipkan melalui teman-teman dekatnya.

Baca: Luhut Ceritakan Keengganan Putra Jokowi Terlibat Proyek Pemerintah

Namun, Gibran dengan tegas menolaknya. Ia memegang teguh prinsip tidak akan melakukan hal-hal semacam itu.

"Saya tahu diri. Bapak enggak bilang spesifik sih harus apa atau tidak boleh apa. Saya tahu diri saja. Jadi kami sama-sama tahu," ujar dia.

Gibran juga tidak lantas antipati terhadap orang-orang itu.

Menurut dia, aktivitas yang mereka lakukan wajar adanya.

"Ya namanya juga orang cari duit, mau bagaimana lagi? Selalu ada itu orang-orang seperti itu, cari proyek, cari tender, banyak. Ya enggak masalah sih. Tapi sudah saya tekankan, kami tidak seperti itu. Sejak awal sudah saya tolak," ujar Gibran.

Baca: Perjalanan Bisnis Gibran Rakabuming, dari Katering, Martabak hingga yang "Masih Rahasia"

Tak terima order dari pemerintah

Prinsip 'tahu diri' itu pula yang membuat perusahaan kateringnya, Chili Pari, menolak order dari pemerintah.

Chili Pari fokus melayani pesanan dari perusahaan swasta dan individu.

Melalui kebijakan tersebut, Gibran ingin bisnisnya tidak hanya bergantung pada order dari pemerintah.

"Masih ada pasar pasar lain, enggak masalah. Kalau kami masuk ke kementerian, pemerintah daerah, itu umurnya berapa sih? Bapak kan sekarang jadi Presiden tinggal dua tahun lagi. Habis dua tahun itu mau ngapain?" ujar dia.

Baca: Cerita Gibran Belum Bisa Buka Markobar di Papua meski Sudah Coba Tol Laut

"(Kalau mencalonkan sebagai presiden lagi) enggak tahu menang apa enggak. Saya kan menghitung sisa hidup bisnis saya dari situ juga. Pokoknya sebelum jadi wali kota, bisnis sudah jalan, setelah jadi Presiden pun bisnis jalan. Jadi bukan cuma memanfaatkan, enggak," lanjut dia.

Gibran yakin, meski tidak mengambil proyek dari pemerintah, usaha yang dirintisnya akan tetap eksis dan berkembang.

Saat ini, Gibran memiliki sejumlah usaha sendiri. Selain usaha katering Chili Pari, pria kelahiran 1 Oktober 1987 itu juga merintis Martabak Kota Baru alias Markobar.

Martabak yang memiliki menu andalan delapan topping itu kini sudah memiliki 29 gerai di kota-kota besar di Indonesia.

Kompas TV Gaya santai Presiden Joko Widodo tampak begitu melekat ketika menghabiskan waktunya di Pulau Dewata. Bersama putra sulungnya, Gibran Rakabuming, Presiden Jokowi mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan yang kerap kali dikunjungi para turis domestik maupun mancanegara. Uniknya, Presiden Jokowi menjatuhkan pilihan ke sebuah toko pakaian yang biasa diminati kaum muda. Dengan bantuan si sulung, Jokowi memilih sebuah jaket berwarna hijau, serupa dengan jaket bomber Jokowi beberapa waktu lalu. Usai berbelanja, Presiden Jokowi tak segan menyempatkan diri berfoto dengan warga yang tampak antusias saat bertemu dengan orang nomor satu negeri ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com