Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan di Istana, Strategi Tarik-ulur SBY dan Megawati Jelang Pemilu 2019

Kompas.com - 18/08/2017, 15:44 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya melihat, bertemunya Susilo Bambag Yudhoyono (SBY) dengan Megawati Soekarno Putri bisa dilihat sebagai strategi tarik-ulur baik oleh SBY maupun Megawati jelang 2019.

Toto, panggilan akrab Yunarto mengatakan, keluwesan SBY sudah terlihat dalam beberapa momen, seperti saat pertemuan dengan Prabowo Subianto. Kemudian, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diutus mendatangi Joko Widodo.

"Kemudian dia sendiri menunjukkan sikap yang lebih bersahabat. Walaupun sempat ada pertanyaan kenapa enggak datang waktu pidato kenegaraan. Tetapi ini sebetulnya bukan tidak mungkin sebagai bagian dari politik tarik-ulur yang sedang dimainkan oleh SBY," kata Toto kepada Kompas.com, Jumat (18/8/2017).

Toto mengatakan, hingga saat ini Partai Demokrat belum memiliki posisi yang tegas untuk 2019. Sepertinya, kata dia, langkah SBY menghadiri upacara kemarin merupakan bagian dari sikap terbuka terhadap pihak manapun termasuk kepada kekuasaan.

(Baca: Cerita Megawati dan SBY Kembali Rayakan HUT RI di Istana Setelah 13 Tahun)

Di sisi lain, Toto juga melihat, langkah SBY itu kemungkinan juga untuk menekan persepsi yang berkembang di publik pasca-pertemuannya dengan Prabowo. Dia menuturkan, akibat pertemuannya dengan Prabowo, persepsi yang berkembang yaitu Partai Demokrat merapat ke oposisi.

"Jadi, bukan tidak mungkin ini bagian dari upaya menetralisasi. Politik tarik-ulur, untuk menunjukkan terbuka dengan siapapun," kata Toto.

"Dan itulah memang sikap sebuah partai yang menunjukkan dia penyeimbang, bukan oposisi, bukan pro pemerintah," imbuhnya.

Selain keluwesan dari SBY, Toto pun melihat terjadinya momen bersejarah kemarin juga merupakan hasil keluwesan sikap Megawati. Sama halnya dengan Demokrat, Toto melihat PDI-P juga tengah menjalankan strategi untuk 2019.

"Ini kan tidak bisa dianggap keluwesan SBY saja, tapi juga Megawati, yang sebetulnya dianggap lebih keras sikapnya untuk bisa ketemu, daripada SBY," ucap Toto.

Kompas TV Presiden Joko Widodo berhasil mengumpulkan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden ke- 5 Megawati Soekarnoputri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com