Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakapolri Anggap Wajar jika Novel Kecewa Penanganan Kasusnya

Kompas.com - 15/08/2017, 20:38 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Polri Komjen (Pol) Syafrudin menilai wajar jika penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan tidak puas terhadap penuntasan kasus penyerangan terhadap dirinya.

Pada April lalu, Novel disiram air keras dan menyebabkan kondisi serius pada kedua matanya. Kini, ia harus menjalani proses pengobatan di Singapura. 

"Ya tidak apa-apa. Wajar kecewa. Sebagai manusia yang investigasinya itu belum terungkap tuntas, wajar," ujar Syafrudin, di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (15/8/2017).

"Tidak hanya Novel ya, banyak korban-korban (yang kasusnya belum terungkap pelakunya) kecewa," lanjut dia.

Syafrudin memastikan bahwa polisi tetap bekerja keras untuk mengungkap pelaku penyerangan Novel.

Baca: Polisi Periksa Novel Baswedan dengan 20 Pertanyaan

Ia yakin ada perkembangan yang semakin baik.

"Kasus Novel sebenarnya semakin bagus perkembangannya. Teman-teman bisa ikuti. Keseriusan Polri, keseriusan KPK sendiri yang sudah bergabung dalam satu tim. Kita lihat saja hasilnya," ujar dia.

Ketika ditanya apakah masih memungkinkan untuk membentuk tim gabungan pencari fakta kasus Novel, Syafrudin tak menjawab lugas.

"Kita sudah satu tim dengan KPK. Sekarang opini publik yang paling dipercaya adalah KPK. Jadi sekarang sudah diinvestigasi oleh KPK dan Polri," ujar dia.

Diberitakan, penyidik Polda Metro Jaya telah memeriksa penyidik KPK Novel Baswedan di Singapura, Selasa sore.

Baca: Diperiksa Polisi, Novel Baswedan Kecewa pada Proses Penyidikan

Direktur LBH Jakarta sekaligus tim pengacara Novel, Alghiffari Aqsa mengatakan, dalam pemeriksaan itu, Novel mengutarakan rasa kekecewaannya atas proses penyidikan.

Salah satunya karena Polri mempublikasikan saksi kunci dalam kasusnya.

"Seharusnya polisi melindungi dan menjaga para saksi kunci supaya memberi keterangan dengan baik dan secara aman," ujar Alghiffari melalui keterangan tertulis, Senin.

Selain itu, Novel juga kecewa karena penyidik tidak menemukan sidik jari pada cangkir yang digunakan pelaku untuk menyiramkan air keras ke wajahnya.

Padahal, sidik jari itu penting untuk mengungkap pelaku.

Kompas TV Siapa "Jenderal" Dibalik Kasus Novel baswedan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com