JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, polisi masih mengupayakan berbagai cara mencari pelaku penyerangan pakar telematika Hermansyah.
Selain mencari barang bukti di TKP, penyidikan juga dilakukan dengan kemungkinan motif pelaku menyerang Hermansyah.
"Kembali pada teori deduksi dan induksi. Di TKP dapat apa, di luar dapat informasi apa," ujar Setyo di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (11/7/2017).
Teori tersebut juga diterapkan dalam mencari pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
Selain mengandalkan saksi mata di TKP untuk menggambarkan pelaku, polisi juga mencari tahu apakah korban memiliki masalah tertentu yang berpotensi menjadi sasaran penyerangan.
Hingga kini, belum diketahui pasti apakah penyerangan Hermansyah karena alasan pribadi atau murni insiden jalanan.
"Jangankan motif, pelakunya saja belum tahu," kata Setyo.
Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo mengaku kesulitan menyelidiki kasus pembacokan Hermansyah.
Sampai saat ini Hermansyah belum bisa dimintai keterangan soal pelaku pembacokan tersebut. Istrinya juga tidak bisa mendeskripsikan ciri pelaku karena tidak melihat jelas.
(Baca: Kapolda: Istri Hermansyah Tak Bisa Jelaskan Ciri-ciri Pelaku)
Begitu pun dengan pelat nomor mobil milik pelaku yang tidak sempat secara jelas dilihat oleh istri Hermansyah.
"Untuk sketsa wajah memang arahnya akan ke sana, tetapi yang paling penting sekarang petugas menyusuri TKP itu sendiri, tempat-tempat lain yang dilalui pelaku, tempat-tempat lain yang dilalui korban sehingga kemudian nanti terlihat konstruksi masalahnya," kata Andry.
(Baca juga: Komnas HAM Sebut Penyerangan Hermansyah Bukan Peristiwa Biasa)
Hermansyah merupakan korban pengeroyokan orang tidak dikenal di Tol Jagorawi pada Minggu (9/7/2017) dinihari.
Akibat pengeroyokan itu, Hermansyah mengalami luka akibat senjata tajam dan kini dirawat di RSPAD Gatot Subroto.