"Nah, apa yang disebut dengan pertemuan mendadak, kan kesannya mendadak GNPF minta ketemu Presiden, adalah salah besar. Jadi ini adalah sebuah perjalanan panjang dari 411, gagasan dari kami, kemudian ada momentum," ujar dia.
Pertemuan yang digelar tepat di hari kemenangan umat Islam itu pun sangat hangat lantaran masih dalam suasana Lebaran.
"Pak Presiden sedang dalam suasana membuka hati. Kami juga kemudian dalam kondisi ingin bersilaturahim dengan siapa saja dan ini sebetulnya kebutuhan kedua belah pihak untuk berdialog," ujar Bachtiar.
Pimpinan GNPF-MUI bertemu dengan Presiden Jokowi di Ruang Oval Istana Merdeka, Jakarta pada hari pertama Idul Fitri 1438 Hijriah, Minggu lalu.
Selama ini, GNPF-MUI dikenal gencar melancarkan kritik ke pemerintah, khususnya kepada Presiden Joko Widodo. Salah satunya melalui berbagai aksi unjuk rasa di Ibu Kota demi menindaklanjuti proses hukum Basuki Tjahaja Purnama atas perkara penodaan agama.
Dalam pertemuan Minggu lalu, pimpinan GNPF-MUI yang hadir meliputi Dewan Pengawas Yusuf Muhammad Martak, Ketua Bachtiar Nasir, Wakil Ketua Zaitun Rusmin, juru bicara Kapitra Ampera serta pengurus lainnya, yakni Habib Muchsin serta Muhammad Lutfi Hakim.
Adapun Presiden didampingi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin. Wakil Ketua GNPF-MUI Zaitun Rasmin mengatakan, pertemuan ini merupakan langkah awal rekonsiliasi.
"Silaturahmi ini tentu harus ada tujuan-tujuannya. Ingin memperbaiki kondisi, silaturahmi, meningkatkan komunikasi. Itu kan ke arah sana, ke arah rekonsiliasi," ujar Zaitun seusai pertemuan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.