Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalapas Khawatir Gaduh jika Ahok Ditempatkan di Lapas Cipinang

Kompas.com - 22/06/2017, 09:27 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa Agung Muda Pidana Umum Kejaksaan Agung Noor Rachmat mengatakan, penempatan mantan Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, di Markas Komando Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, merupakan keputusan dari pihak Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang.

Ia menyebutkan, ada kekhawatiran penempatan Ahok di Lapas Cipinang justru akan membuat gaduh.

"Dengan pertimbangan bahwa pengalaman lalu ketika penempatan pertama kondisi gaduh di luar LP, maka teman-teman Lapas Cipinang tidak mau terulang lagi," ujar Noor, di Kompleks Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (22/6/2017).

Setelah vonis oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Ahok langsung ditahan di Lapas Cipinang.

Pada hari itu juga, massa pendukung Ahok langsung menggelar aksi di depan Lapas hingga malam hari.

Baca: Alasan Keamanan, Ahok Tetap Ditahan di Mako Brimob Usai Eksekusi

Noor mengatakan, Kepala Lapas Cipinang Abdul Ghani mengirimkan surat kepada Komandan Rumah Tahanan di Mako Brimob untuk tetap menahan Ahok di sana beserta pertimbangannya.

Saat eksekusi dilakukan, petugas dari Lapas Cipinang dan jaksa penuntut umum mendatangi Mako Brimob untuk proses eksekusi.

"Jadi Ahok masih di Mako Brimob untuk menjalani pidananya," kata Noor.

Noor mengatakan, setelah statusnya menjadi narapidana, segala sesuatu yang berkaitan dengan Ahok sudah merupakan tanggung jawab pihak Lapas.

Namun, belum diketahui apakah Ahok akan seterusnya menjalani masa hukuman hingga bebas di Mako Brimob.

"Soal itu tergantung LP Cipinang. Persoalan ke depan tergantung kebijakan lapas," kata Noor.

Ahok telah menjadi terpidana dalam kasus penodaan agama dengan hukuman dua tahun penjara.

Setelah vonis, ia ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Kompas TV Kejaksaan Belum Eksekusi Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com