JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, Presiden Joko Widodo memberikan atensi penuh pada pengamanan pada akhir bulan puasa dan jelang Lebaran.
Setidaknya, ada tiga hal yang ditekankan oleh Jokowi kepada Polri dan pihak terkait dalam pelayanan masyarakat.
"Pertama, masalah stabilitas bahan pangan. Beliau ingin agar tidak terjadi kenaikan bahan pangan," ujar Tito, di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Senin (19/6/2017).
Presiden, kata Tito, meminta agar stabilitas harga pangan dijaga.
Jangan sampai masyarakat merasa terbebani dengan harga yang melonjak karena kebutuhan pangan yang tinggi jelang hari raya Idul Fitri.
Oleh karena itu, Polri membentuk Satgas Pangan yang menggandeng Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Bulog, dan KPPU.
Hingga saat ini, kata Toto, harga pangan cenderung stabil. Stoknya juga dipastikan masih cukup untuk beberapa bulan ke depan.
Kedua, presiden menggarisbawahi pentingnya menjaga keamanan selama Ramadhan dan Lebaran.
"Kita diminta amankan kejahatan konvensional, copet, jambret, todong, dan lain-lain. Dan juga ancaman terorisme," kata Tito.
Tito mengatakan, polusi fokus pada kejahatan yang mungkin terjadi selama lebaran yakni pencurian kendaraan bermotor, pencurian di rumah kosong yang ditinggal mudik, hingga perampokan di jalan.
Polri menyiapkan lapangan kantor polisi sebagai tempat penitipan kendaraan selama pemilik kendaraan mudik.
"Semua jadi fokus untuk dibersihkan agar masyarakat nyaman ketika mudik," kata Tito.
Khusus untuk kejahatan terorisme, Tito mengimbau bawahannya untuk selalu bersiaga agar tidak ada celah yang dimanfaatkan teroris untuk melakukan aksi.
Ketiga, Presiden juga meminta Polri, TNI, Kementerian Perhubungan, dan stakeholder terkait untuk mengantisipaai arus mudik dan arus balik.
Sepekan sebelum hari H Lebaran memang belum terlihat kepadatan arus mudik. Namun, diprediksi puncak arus mudik akan terjadi pada H-2 lebaran.
Oleh karena itu, Polri dan Kemenhub mengantisipasinya dengan menambah ruas jalan, contra flow, hingga menambah fly over.
"Beliau (Presiden) tidak ingin terjadi peristiwa Brexit tahun lalu yang sengsarakan masyarakat," kata Tito.
Brebes Exit menjadi titik terparah kemacetan selama mudik karena merupakan pintu keluar arus lalu lintas menuju beberapa kota.
Belum lagi terhalang lintasan kereta, parkiran kendaraan, dan antrean SPBU.
Pada tahun ini, pemerintah membangun jalur tol dari Brebes Timur hingga Gringsing sepanjang 110 kilometer.
Ia yakin, jalur "neraka" di Brebes bisa diatasi dengan baik tahun ini.
"Kami yakin, Insya Allah arus mudik dan balik jauh akan lebih baik dati tahun lalu dengan adanya perubahan dan perbaikan tersebut," kata Tito.