Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Plus Minus Sekolah 8 Jam Sehari

Kompas.com - 13/06/2017, 11:29 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Kebijakan delapan jam belajar dengan lima hari sekolah yang akan diterapkan pemerintah pada tahun ajaran 2017/2018, dinilai memiliki banyak dampak positif dan hanya sedikit negatifnya.

"Membaca penjelasan Mendikbud (Muhadjir Effendy), terlihat sekali bahwa ada upaya untuk membuka ruang belajar yang lebih luas dari sekolah," kata Ketua Yayasan Cahaya Guru, Henny Supolo Sitepu kepada Kompas.com, Senin (12/6/2017) malam.

Dia menjelaskan, delapan jam yang dihitung sebagai proses belajar siswa itu sudah termasuk berbagai aktivitas tambahan yang dilakukan oleh siswa setelah kegiatan persekolahannya.

Sehingga berbagai kegiatan extra kurikuler, baik yang dilakukan sekolah maupun di luar sekolah akan dihitung sebagai proses belajar yang dilaksanakan seorang siswa.

"Tugas gurulah untuk memiliki catatan kegiatan-kegiatan siswa yang dimasukkan sebagai suatu upaya penguatan pendidikan karakter," kata Henny.

(baca: Mulai Juli, Sekolah Tak Boleh Kaku! Ini Penjelasan Mendikbud)

Henny berpendapat, siswa memang perlu diberi peluang luas untuk mengembangkan berbagai minat usai kegiatan sekolah, baik yang bernuansa spiritual, olahraga, kesenian, dan komunitas.

Guru perlu mencatat perkembangan siswa pada kegiatan-kegiatan tersebut.

"Tugas tambahan inilah yang mungkin juga menjadi bagian dari penambahan jam kerja yang dimaksudkan sebagai delapan jam per hari," kata dia lagi.

(baca: MUI Minta Mendikbud Kaji Ulang Kebijakan Sekolah Lima Hari)

Henny menambahkan, meskipun dari dulu masyarakat sudah tahu bahwa tugas guru tidak berhenti pada saat selesai mengajar, namun baru sekarang ini 'tugas-tugas tambahannya' itu benar-benar akan dihitung.

"Menurut saya, ini merupakan terobosan. Idealnya, apa yang disebut tiga pusat pendidikan, yaitu rumah, sekolah dan masyarakat bisa bekerja sama dalam mengembangkan karakter siswa," ucap Henny.

Minusnya, lanjut dia, apabila sekolah memahami gagasan ini hanya sebatas pemanjangan waktu sekolah.

"Bilamana itu terjadi, maka yang akan terasa hanyalah suatu beban," kata Henny.

"Beban juga akan terasa bilamana sekolah tidak cukup kreatif untuk melihat potensi lingkungan sebagai pintu masuk kegiatan tambahan untuk menguatkan karakter siswa," pungkas Henny.

(baca: Mendikbud: Belajar Delapan Jam Untungkan Madrasah)

Mendikbud sebelumnya menjelaskan, melalui pendidikan belajar delapan jam itu, jangan dibayangkan siswa akan berada di kelas sepanjang hari.

Guru akan mendorong siswa untuk belajar dengan berbagai metode seperti bermain peran dan dari bermacam-macam sumber belajar, bisa dari seniman, petani, ustadz, pendeta.

"Banyak sumber yang bisa terlibat, tetapi guru harus tetap bertanggung jawab pada aktivitas siswanya," ujarnya.

Kebijakan itu merupakan implementasi dari program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang menitik beratkan lima nilai utama, yaitu religius, nasionalis, gotong royong, mandiri, dan integritas.

Ia menjelaskan, penguatan karakter tersebut tidak berarti siswa akan belajar selama delapan jam di kelas.

Namun, siswa akan didorong melakukan aktivitas yang menumbuhkan budi pekerti serta keterampilan abad 21.

Tak hanya di sekolah, lingkungan seperti surau, masjid, gereja, pura, lapangan sepak bola, museum, taman budaya, sanggar seni, dan tempat-tempat lainnya dapat menjadi sumber belajar.

"Proporsinya lebih banyak ke pembentukan karakter, sekitar 70 persen dan pengetahuan 30 persen," cetus dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com