Sejatinya tak ada yang pantas untuk kita banggakan dengan status agama. Islam atau bukan, kemanusiaan kita yang dipertanyakan. Agama diturunkan tidak untuk mengajari manusia jadi perusuh apalagi membunuh.
Bila ada manusia yang merasa yakin benar dan karena itu ia ingin selamat sendiri, sesungguhnya ia telah melampaui batas. Kehadiran kita di dunia ini saja sudah anugerah terbesar dan keajaiban yang nyata. Sebab, tak satu manusia di bumi ini yang pernah memesan pada tuhan ingin memeluk Buddha, berjenis kelamin perempuan, lahir di Isreal, anak Fir'aun, punya ayah semacam George Bush, atau martir pada konser Ariana Grande.
Semoga waktu kita cukup untuk terus berbuat baik hingga nafas kita kembali mengudara. Atas dasar itu, mari merenungi kehadiran kita di sini. Kenapa kita mengada di bumi jika akhirnya harus meniada?
Kelak nanti bila telah tiada, sejatinya apa yang membuat kehadiran kita dikenang oleh manusia lain? Apakah lantaran kita beragama? Berpendidikan tinggi? Jadi presiden atau rakyat jelata?
Benarkah seseorang baru benar-benar mati jika tak ada lagi orang yang menyebut-mengingat namanya dalam kehidupan? Jadi apalah kiranya yang sedang kita cari dalam hidup ini?
11 Ramadhan 1438 H
Tulisan ini dipersembahkan kepada Bung Karno
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.