Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ren Muhammad

Pendiri Khatulistiwamuda yang bergerak pada tiga matra kerja: pendidikan, sosial budaya, dan spiritualitas. Selain membidani kelahiran buku-buku, juga turut membesut Yayasan Pendidikan Islam Terpadu al-Amin di Pelabuhan Ratu, sebagai Direktur Eksekutif.

Kaidah Emas Kehidupan

Kompas.com - 06/06/2017, 12:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

Wabishah bin Ma'bad pernah mendatangi nabi akhir zaman, Muhammad SAW, dan bertanya tentang kebaikan. Sang Nabi pun menjawab, "Mintalah fatwa pada hatimu sendiri. Kebaikan adalah apa saja yang menenteramkan hati, sedangkan dosa (keburukan) adalah apa saja yang mengusik jiwa dan meragukan hati, meskipun banyak orang memberi fatwa yang membenarkanmu."

Hidup yang agama

Dari tujuh miliar umat manusia abad 21 ini, 16 persennya memilih atheis. Artinya, mereka yang memilih hidup dengan beragama masih lebih banyak.

Lantas, apa alasan utama kita harus beragama? Mencari selamat atau manfaat? Selamat dari apa? Manfaat bagi siapa? Jika tak memeluk agama, lantas kenapa? Padahal sebagian besar kita memulai karier beragama melalui doktrinasi-dogmatisasi orangtua. Bukan berdasar pencarian, apa pula kegelisahan.

Adakah dengan bekal agama kita serta-merta menjadi benar? Bila memang iya, kenapa sesama umat beragama malah saling menyalahkan?

Bilamana agama sumber kebijaksanaan, lalu kenapa para penganutnya saling berbalahan dan sampai berbunuhan? Andai tolok ukur menganut agama agar menjadi pemegang tunggal kebenaran, maka tak salah kiranya Hitler membentuk fasisme. Dalam hal ini, Nazi merupakan semacam ejawantah sebuah "agama" yang salah kaprah. Entahlah.

Para nabi dan rasul Tuhan terusir bahkan dibunuh oleh kaumnya, hanya kerana dianggap mengganggu kemantapan pemberhalaan berkedok ekonomi yang dikelola para pemegang kekuasaan.

Maka itulah, tak usah resah melihat agama dipolitisasi. Toh pada awal kemunculannya pun, fitnah sudah sedemikian rupa menggerogoti.

Abad demi abad perjalanan sebuah agama, selalu saja ada segelintir oknum yang memanfaatkannya sebagai mesiu pertikaian umat manusia. Tantangan sekaligus tugas kita yang utama adalah, mencari titik temu agama dalam kehidupan. Membangun landasan terkuat yang bisa menjawab apakah kita terlahir untuk beragama, atau agama yang hadir untuk kita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com