Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Sufyan Abd
Dosen

Dosen Digital Public Relations Telkom University, Lulusan Doktoral Agama dan Media UIN SGD Bandung. Aktivis sosial di IPHI Jabar, Pemuda ICMI Jabar, MUI Kota Bandung, Yayasan Roda Amal & Komunitas Kibar'99 Smansa Cianjur. Penulis dan editor lebih dari 10 buku, terutama profil & knowledge management dari instansi. Selain itu, konsultan public relations spesialis pemerintahan dan PR Writing. Bisa dihubungi di sufyandigitalpr@gmail.com

Menajamkan Komunikasi Dakwah Daring dalam Ramadhan 1438 H

Kompas.com - 05/06/2017, 19:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

Ada fenomena baru yang menarik, manakala penggagas dan pembentuk opini (opinion leader) di masyarakat, kian hari kian banyak berasal dari pengguna biasa media sosial. Hal yang terasa tak mungkin dalam 10-15 tahun silam, ketika media massa konvensional masih sangat dominan.

Jika sebelumnya harus memiliki jejak rekam panjang akademik atau pergerakan, barulah bisa memengaruhi via legacy media massa, rumus serupa tak terjadi di new media. Bahkan anak baru gede (ABG) pun bisa menjadi rujukan publik setelah tulisannya menuai viralitas.

Sifat dasar media baru yang anonimitas, emosional, dan cukup menafikan jejak rekam, juga membuat opinion leader tak lagi "terkungkung" aneka aturan main karena siapa pun bisa memengaruhi khalayak dengan aturan cair dan luwes.

Situasi ini pula yang membuat antara lain memunculkan banyak para pembentuk opini yang kental spirit Islam dan dakwah, tanpa kita sebenarnya pernah mengenal lekat jejak rekamnya dalam literatur maupun organisasi keislaman.

Tentu, sekalipun kondisinya demikian dan bahkan jadi banyak bercampur konten politik praktis, situasi ini tetap harus disyukuri. Sebab, sejatinya proses berdakwah, bukanlah domain ulama dan asatidz semata, namun kewajiban seluruh Muslim.

Semakin banyak sesama Muslim mengingatkan kebaikan sekaligus mencegah hal munkar (amar ma'ruf nahi munkar) adalah kondisi ideal pada komunikasi Islami --sekalipun komunikan dan komunikator terikat kondisi anonim, emosional, dan belum lama membangun relasi jejak rekam.

Tantangannya kemudian, kehadiran pelbagai komunikator dakwah "dadakan" ini haruslah tetap hanif, amanah, dan nyata membangun kebermanfaatan bagi umat. Dalam parameter sederhana, audiens new media akan lebih baik berlaku dan bersikap setelahnya.

Sekalipun tak saling mengenal satu sedari awal, tapi paparan komunikasi dakwahnya membuat yang paling mudah tampak adalah akhlaq menjadi lebih baik. Jadi, bukan masalah besar dengan kehadiran opinion leader Islami di medium siber tadi.

Selama konten yang disampaikan berada dalam koridor Al Quran dan hadis sahih, komunikator "baru" ini sesungguhnya kian memunculkan oase fungsi platform media daring di tengah berbagai kehadiran cybercrime dan hatespeech yang kian marak.

Itulah sebabnya, penulis berikhtiar menajamkan komunikasi dakwah daring pada Ramadhan 1438 Hijriah ini dengan berpijak pada dua kerangka pemikiran.  

Pertama, mari simak hadis riwayat Bukhari bahwa, "Inna ba’dha al-bayani lasihrun (Sesungguhnya dalam kemampuan berbicara yang baik terdapat kekuatan sihir)."

Status komunikator dakwah yang viral, baik di media sosial maupun grup pesan instan, adalah manifestasi ucapan Baginda Rasul SAW tersebut. Pidato kita terjemahkan tak lagi dalam medium konvensional berupa berbicara di podium depan ribuan khalayak.

Pidato kekinian jelas menggunakan sarana komunikasi mutakhir, termasuk di dalamnya adalah media sosial dan pesan instan tersebut. Dengan kemampuan menyihir khalayak tadi, rasanya sudah cukup jika viralitas konten semrawut seperti pada Pilkada Jakarta 2017 lalu, kekentalan politik praktis lebih tebal terasa daripada paparan nasehat amar ma'ruf nahi munkar serta watawa soubil haq watawa soubil sobri.  
 
Kedua, parameter komunikasi Islami antara lain tercirikan enam hal: Qaulan Sadida (perkataan benar dan tegas), Qaulan Baligha (perkataan tepat, lugas), Qaulan Ma’rufa (perkataan baik dan pantas), Qaulan Karima (perkataan mulia dan hormat), Qaulan Layinan (perkataan lemah lembut, enak didengar), dan Qaulan Maysura (perkataan ramah, dapat menyetuh hati).

Dalam amatan penulis, dua parameter awal yang baru dirasakan sementara empat parameter terakhir relatif belum kuat atau massif terlaksana secara keseluruhan. Artinya, dampak dakwah cenderung belum seluruhnya efektif efisien di masyarakat.

Justru, karena itulah, terutama lemahnya pelaksanaan parameter Qaulan Maysura, imaji yang kemudian terbangun seolah-olah komunikator dakwah media daring banyak yang sekedar politisasi ayat, kapitalisasi dalil, hingga Islam yang "pemaksa."

Dalam spirit sepuluh hari pertama Ramadhan ini, dan terutama selepas bulan puasa ini, penulis menyodorkan sejumlah strategi perancangan komunikasi dakwah daring yang lebih kokoh serta mampu merangkul lebih banyak warganet.

Yang utama secara prinsip adalah merancang dengan matang konten yang akan dirilis. Namun, di sisi lain tetap memperhitungkan kecepatan penggunggahan, ketepatan momentum, hingga dampak krisis komunikasi yang akan muncul.

Sifat irreversible communication menuntut komunikator dakwah daring jangan pernah merilis konten yang mentah dan tak benar dikuasainya. Alih-alih niat baik mengajak warganet dalam kebaikan, yang terjadi adalah respon negatif yang dieksploitasi.

Terutama untuk komunikasi dalam bentuk lisan, tidak bisa didasarkan pada spontanitas dan improvisasi materi dakwah secara terus menerus. Hal ini karena jelas lebih mungkin memunculkan krisis komunikasi daripada ketepatan efek komunikasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com