JAKARTA, KOMPAS.com - Aparat penegak hukum sedang memantau 2.691 orang yang terindikasi bagian dari gerakan teroris di Indonesia.
"Perlu saya sebut, ada 2.691 nama yang sedang dalam posisi diawasi (aparat)," ujar Direktur Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto dalam sebuah diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/6/2017).
Dari 2.691 orang tersebut, ada 467 orang merupakan mantan narapidana kasus terorisme. Di antaranya, ada 30 orang tidak diketahui rimbanya.
Belakangan, lanjut Wawan, 9 orang di antaranya telah ditemukan tewas dalam beberapa insiden baku tembak dengan aparat di sejumlah daerah di Indonesia.
"Sebanyak 21 sisanya yang sampai sekarang ini masih tidak diketahui rimbanya. Dan ternyata salah satunya ya Bahrun Naim yang sekarang di Suriah," ujar Wawan.
(Baca juga: Polri: Intoleransi adalah Cikal Bakal Terorisme)
Meski demikian, Wawan mengatakan, dari jumlah 2.691 orang itu, ada beberapa yang sudah bertobat dan kembali ke kehidupan normal. Aparat tetap terus memantau aktivitas mereka.
BIN akan terus mendorong program deradikalisasi agar ribuan orang yang diduga kuat bergabung ke jaringan terorisme tersebut agar kembali ke jalan yang benar.
"Dengan cara kami merangkul, kami merendah, itu 'one stop service inteligent'. Itu yang yang sedang kami kembangkan di intelijen dan saya mendorong," ujar Wawan.