JAKARTA, KOMPAS.com - Elektabilitas Joko Widodo dan Prabowo Subianto masih berada di urutan atas dibanding tokoh lainnya jika pemilu presiden digelar saat ini. Elektabilitas Jokowi masih relatif jauh di atas Prabowo.
Hal itu terlihat dari survei Harian Kompas yang dipublikasikan pada Senin (29/5/2017).
Survei April 2017 menunjukkan 41,6 persen responden menyatakan, jika pemilu dilakukan saat ini, akan memilih Jokowi. Adapun Prabowo dipilih 22,1 persen responden.
(baca: Survei 'Kompas': Elektabilitas Jokowi 41,6 Persen, Prabowo 22,1 persen)
Ada sejumlah alasan mengapa publik memilih keduanya.
Bagi pemilih Jokowi, sebagian besar menganggap kinerja yang ditunjukkan Jokowi menjadi dasar pertimbangan yang menguatkan keputusan mereka tetap memilihnya.
Data Litbang Kompas, tak kurang dari 34,5 persen pemilih Jokowi mengungkapkan, dalam menjalankan tugas kepemimpinannya, Presiden Jokowi mampu menunjukkan capaian perubahan signifikan terhadap persoalan yang ada.
Di luar aspek prestasi kerja, sisi kepribadian personal Jokowi juga jadi daya tarik terbesar kalangan pendukungnya.
(baca: Survei "Kompas": 63,1 Persen Puas Kinerja Pemerintahan Jokowi)
Sisi personal yang ditunjukkan Jokowi, seperti upaya menunjukkan kedekatan dan keberpihakan pada masyarakat, menjadi daya tarik sekitar 19 persen pemilih.
Aspek personal lainnya, seperti sikap kejujuran, kesederhanaan, dan ketegasan yang ditunjukkan, juga jadi alasan tersendiri bagi pemilih Jokowi.
Sebaliknya, bagi sebagian responden, terutama yang cenderung memilih Prabowo, faktor-faktor personal diri Jokowi yang selama ini ditunjukkannya itu justru jadi faktor kekurangannya.
Bagian terbesar, yakni 34,7 persen responden pemilih Prabowo, menganggap ketegasan masih kurang dimiliki Jokowi.
Persoalan hasil kerja yang ditunjukkan selama ini pun dirasakan masih kurang memadai dalam standar penilaian.
Bersandar pada sisi kekurangan semacam itu membuat mereka memilih Prabowo, sosok yang mereka nilai punya sisi ketegasan dan kapabilitas memimpin negeri ini.