Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei "Kompas": 63,1 Persen Puas Kinerja Pemerintahan Jokowi

Kompas.com - 29/05/2017, 15:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam kurun enam bulan terakhir, kinerja Presiden Joko Widodo dan kabinetnya dalam mengatasi beberapa persoalan bangsa cenderung menurun.

Namun, pada saat yang sama, sosok kepemimpinannya justru makin menjadi rujukan publik. Tingkat elektabilitas Jokowi sebagai pemimpin negeri ini meningkat.

Hasil survei pada April-Mei 2017 menunjukkan, sebanyak 63,1 persen responden menilai ”puas” terhadap kinerja pemerintah.

Ini berarti ada penurunan apresiasi dibandingkan dengan hasil survei Oktober 2016, dengan 65,9 persen responden yang menyatakan puas terhadap kinerja pemerintah.

Kecuali terhadap upaya pemberantasan korupsi, penurunan apresiasi terjadi di setiap bidang perekonomian, kesejahteraan sosial, dan politik-keamanan.

Penurunan apresiasi ini dapat dibaca sebagai pesan publik, yang mengindikasikan bagaimana kualitas kepemimpinan dipraktikkan dalam enam bulan ini dirasakan melemah.

Namun, penurunan apresiasi itu dapat bermakna lain tatkala di tengah tren penurunan tersebut, sosok kepemimpinan Jokowi justru semakin menjadi rujukan publik.

(baca: Survei Kompas: Elektabilitas Jokowi 41,6 Persen, Prabowo 22,1 persen)

 

KOMPAS Survei Kompas, Babak Lanjut Popularitas Dua Sosok
Hasil survei ini menunjukkan, tingkat elektabilitas Jokowi sebagai tokoh yang dianggap layak sebagai presiden sebesar 41,5 persen, meningkat dibandingkan dengan penilaian periode Oktober 2016 (37,7 persen).

Ini berarti, penurunan apresiasi terhadap kinerja pemerintah belum berindikasi pada penurunan legitimasi.

Justru saat ini makin banyak publik yang melegitimasikan sosoknya dan menaruh harapan padanya.

Namun, hasil survei ini juga mengungkapkan ada sosok lain di luar Jokowi yang menjadi rujukan kepemimpinan.

Prabowo Subianto menjadi pilihan kedua terbesar, dirujuk sekitar 22,1 persen responden. Menariknya, tingkat elektabilitas Prabowo pun meningkat signifikan.

Pada survei Oktober 2016, elektabilitas Prabowo 16,3 persen. Peningkatan elektabilitas Prabowo ditempatkan sebagai alternatif solusi dari persoalan yang dihadapi.

Kondisi demikian patut dibaca sebagai pesan politik publik pada sisa paruh pemerintahan Jokowi. (Bestian Nainggolan/Litbang Kompas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com