Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepulangan Corby si "Ratu Mariyuana" Dikawal Ketat Aparat Kepolisian

Kompas.com - 27/05/2017, 18:00 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar

Penulis

KUTA, KOMPAS.com - Kepulangan Schapelle Leigh Corby, Ratu Mariyuana asal Brisbane Australia ke negara asalnya pada Sabtu (27/5/2017) dikawal ketat aparat kepolisian.

Perjalanan Corby menuju kampung halaman diawali dari kediaman kakaknya di Jalan raya Kartika Plaza No. 9, Kuta, Bali.

Pantauan Kompas.com, Corby meninggalkan kediaman kakak kandungnya itu pukul 17.00 Wita menggunakan mobil hitam milik petugas Balai pemasyarakatan Denpasar.

Dia tampak mengenakan kerudung putih bermotif dan kacamata hitam.

(Baca: Sabtu Ini, Schapelle "Ratu Mariyuana" Corby Dideportasi ke Australia)

Pengawalan ketat tampak dari mobil yang ditumpangi Corby yang dikelilingi sejumlah polisi. Penjagaan ketat ini, termasuk untuk mencegah puluhan jurnalis mendekat ke arah Corby.

Belakangan, mendekati waktu kepulangannya, puluhan jurnalis baik dari media asing maupun nasional terus menunggui kediaman kakak Corby. 

Dari kediaman kakaknya, Corby bertolak ke kantor Balai Pemasyarakatan yang terletak di jalan Ken Arok, Denpasar untuk melaporkan kepulangannya.

Dari Balai Pemasyarakatan Corby menuju ke bandara International Ngurah Rai, Kuta, Bali dan rencananya akan kembali ke negaranya menggunakan maskapai Virgin Air pada pukul 22.00 Wita.

(Baca: Kakak Perempuan Corby Minta Maaf)

Corby ditangkap saat memasuki Bandara Ngurah Rai setelah pihak berwajib menemukan 4,2 kilogram mariyuana di papan selancarnya pada 8 Oktober 2004. 

Dia divonis 20 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Denpasar pada 27 Mei 2005.

Pada tingkat banding, Pengadilan Tinggi Denpasar mengurangi hukuman Corby menjadi 15 tahun penjara pada 11 Oktober 2005.

Namun pada tingkat kasasi, Mahkamah Agung menguatkan hukuman selama 20 tahun penjara sesuai putusan Pengadilan Negeri Denpasar. MA juga menjatuhkan vonis denda sebesar Rp 100 juta dan subsider enam bulan kurungan.

Kompas TV Jelang Ramadhan, Polda Lampung Musnahkan Berbagai Barbuk
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com