Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPW: Bom di Kampung Melayu Jangan Dianggap Rekayasa untuk Pencitraan

Kompas.com - 25/05/2017, 12:33 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menganggap teror bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, merupakan serangan terbesar terhadap Polri sepanjang sejarah terorisme di Indonesia.

Sebanyak tiga polisi tewas dan lima polisi luka berat. Ia membanyahnkeras anggapan yang menyebut bahwa aksi ini sekadar rekayasa untuk meningkatkan citra Polri.

"Jika ada pihak pihak tertentu yang menuding bahwa peristiwa Kampung Melayu itu sebagai sebuah rekayasa untuk pencitraan, tudingan itu terlalu naif," ujar Neta melalui keterangan tertulis, Kamis (25/5/2017).

Anggapan tersebut muncul karena selama ini teroris di Indonesia terkesan tertutup pasca aksi. Berbeda dengan aksi teror di luar negeri, di mana pelaku langsung muncul usai aksi dan menyatakan bertanggungjawab atas peristiwa itu.

Neta mengatakan, dari fakta di lapangan jelas terlihat bahwa aksi tersebut memang ditujukan kepada anggota Polri. Pelaku memanfaatkan situasi saat sejumlah polisi tengah mengamankan kegiatan pawai obor.

Peristiwa itu, kata Neta, menunjukkan bahwa pelaku teroris semakin agresif dan nekat menunjukkan perang terbuka terhadap Polri.

"Bagaimana pun hal ini perlu diantisipasi Polri agar anggotanya tidak kembali menjadi bulan-bulanan teroris. Jaringan dan otak serangan ini harus segera diungkap dan ditangkap," kata Neta.

Oleh karena itu, Neta meminta anggota polisi meningkatkan kewaspadaan diri, terutama yang bertugas di lapangan. Perlu adanya kewaspadaan tinggi terhadap penjagaan markas kepolisian dan para personelnya.

Neta menyebut sekitar akhir 2015, Mabes Polri pernah mengingatkan hal tersebut kepada seluruh jajaran kepolisian.

"Setelah peringatan itu sempat terjadi beberapa kali serangan terhadap kantor polisi maupun anggota polisi di jalanan. Namun korbannya tidak sebanyak dalam serangan teror bom di Kampung Melayu," kata Neta.

Baca: Pengamat: Bom Kampung Melayu Bentuk Dendam Teroris kepada Polisi

Ledakan bom terjadi di kawasan Terminal Kampung Melayu pada Rabu (24/5/2017) pukul 21.00 WIB. Polisi memastikan terjadi dua ledakan di sana. Ledakan itu mengakibatkan sejumlah polisi dan warga sipil meninggal dan luka-luka.

Jumlah korban sekitar 15 orang. Mereka dibawa ke Rumah Sakit Premiere Jatinegara dan Rumah Sakit Polri di Kramatjati, Jakarta Timur.

Kompas TV Kampung Melayu Diguncang Ledakan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi: Bagus, Bagus...

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi: Bagus, Bagus...

Nasional
PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

Nasional
Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Nasional
Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Nasional
Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com