Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Alam Semesta Kita Pernah Mengembang Cepat bak Balon?

Kompas.com - 12/05/2017, 20:00 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah perdebatan panas soal asal-usul alam semesta sedang berlangsung. Ini bukan perdebatan a la kaum bumi datar bumi bulat tetapi antar-ilmuwan.

Ilmuwan yang berdebat pun ternama, termasuk fisikawan terkemuka Stephen Hawking serta kosmolog Abraham Loeb dari Harvard University.

Perdebatan itu mencuat gara-gara artikel yang dipublikasikan di majalah ilmiah Scientific American pada bulan Februari 2017 lalu.

Artikel yang ditulis oleh Anna Ijjas dan Paul J. Steinhardt dari Princeton Univesity dan Abraham Loeb dari Harvard University itu mengkritisi teori inflasi alam semesta.

Menurut ketiganya, teori inflasi tidak bisa dievaluasi secara ilmiah alias bukan sains sama sekali, sebelas dua belas dengan pseudosains.

Pernyataan itu kontan membuat sejumlah ilmuwan pendukung teori inflasi marah. Mereka pun menulis surat terbuka di majalah yang sama.

Apa sebenarnya teori inflasi dan mengapa diperdebatkan?

Teori itu diusulkan oleh kosmolog bernama Alan Guth, kini bekerja di Massachusets Institute of Technology (MIT), pada tahun 1980.

Menurut Guth, segera setelah Big Bang, alam semesta mengembang cepat bak balon yang ditiup gas. Inflasi berlangsung sangat singkat, hanya 10 pangkat -36 detik.

Teori inflasi membuat gambaran evolusi alam semesta menyerupai sangkakala. Bentuk sangkakala itu kerap disangka sebagai bentuk alam semesta, padahal bukan.

Proses inflasi yang singkat berdampak besar. Semesta menjadi seragam di segala ruang dan arah, memiliki sejumlah obyek seperti galaksi, bintang, dan planet.

Tahun 2013, Badan Antariksa Eropa menggelar konferensi pers untuk mengungkap hasil pemetaan Sinar Radiasi Kosmik (CMB) oleh satelit Planck.

Pemetaan begitu detail hingga bisa mengetahui radiasi dari 13 miliar tahun lalu, beberapa saat setelah Big Bang terjadi.

Setahun setelah pengumuman itu, sebuah konferensi digelar. Dalam konferensi itu, dinyatakan bahwa hasil pemetaan mendukung teori inflasi.

Namun Steinhart, Ijjas, dan Loeb ragu pada kesimpulan konferensi itu. Ketiganya mulai mencermati data satelit Planck dan menemukan hasil sebaliknya.

"Data ini seharusnya memicu ilmuwan untuk mengevaluasi ulang paradigma yang ada dan mempertimbangkan gagasan baru," kata ketiganya.

"Sejumlah ilmuwan menerima begitu saja bahwa inflasi tak bisa diuji tetapi kami memutuskan mengabaikannya," imbuh mereka.

Apa yang Membuat Stephen Hawking dan Rekan Marah?

Perdebatan dalam sains biasa. Namun, ada pernyataan dalam tulisan Steinhart dan rekannya yang membuat Hawking dan rekan-rekannya marah, yaitu soal inflasi tak bisa diuji.

"Mereka membuat klaim soal inflasi yang tak bisa dievaluasi menggunakan metode ilmiah dan menyatakan bahwa ilmuwan yang menerima inflasi menanggalkan satu sifat sains: kemampuan diuji," demikian Hawking dan rekan.

"Kami tak tahu siapa ilmuwan yang dimaksud. Kami tak setuju dengan sejumlah pernyataan dalam artikel, tapi dalam surat ini, kami fokus pada satu ketidaksetujuan, soal kemampuan teori inflasi diuji," lanjut mereka dalam tulisan yang terbit pada Mei ini.

Hawking dan 32 rekannya yang menandatangani surat itu menyatakan, selama 37 tahun, ilmuwan mengembangkan model evolusi alam semesta.

Banyak yang masih belum terungkap. Namun, sejumlah riset tentang massa dan kerapatan alam semesta jadi bukti bahwa teori inflasi bisa diuji.

Menanggapi surat terbuka, Steinhart dan rekannya mengatakan, teori inflasi memang pernah teruji tetapi kini sudah tak sesuai dengan prediksi.

Perdebatan itu hingga kini belum selesai. Bagi kita, perdebatan semakin menambah teka-teki alam semesta. Bagaimana skenario Big Bang dan evolusi alam semesta? Anda yang tertarik belajar fisika dan kosmologi bisa ikut menjawabnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com