Sekarang Allan datang lagi. Ia membawa isu kontroversial: makar terhadap Presiden Jokowi.
Dari semua kiprahnya itu, setidaknya di mata saya, ia datang dan membuat laporan di semua titik kritis di Indonesia. Seolah-olah pas momennya.
"Apakah ini wawancara pertama soal isu makar ini?” tanya saya.
"Tentu saja,” jawab dia. Ia menerangkan, dirinya datang ke Indonesia bukan karena permintaan saya untuk mewawancarainya, tapi karena kebetulan ada sebuah acara yang harus ia hadiri di Indonesia.
“Kenapa Anda mengangkat topik soal makar terhadap Presiden Jokowi?” tanya saya lagi. Jawab Allan, karena ada banyak pelanggaran HAM yang belum ditindaklanjuti di Indonesia.
"Apa kaitannya dengan makar?” kejar saya.
“Tak dituntaskan karena pemerintahan Jokowi takut akan digulingkan,” jawab dia.
"Anda sudah menyimpulkan, siapa narasumber Anda?" saya mengejarnya.
“Puluhan Jenderal, diantaranya sepuluh yang masih aktif!” jawab Allan.
Hmm..puluhan jenderal, batin saya. Rasa ingin tahu saya makin tergugah.
Melihat sepak terjangnya selama ini yang selalu berdiri berseberangan dengan tentara, bagaimana mungkin Allan bisa mendapat akses sedemikian luas di kalangan tentara?
Allan terlihat terkejut saat saya mengajukan pertanyaan ini. Ia tidak memberi jawaban jelas.
“Kompleks sekali alasan para Jenderal mau cerita kepada saya. Faktanya, saya mendapatkan berbagai sumber itu,” jawab dia singkat.
Beda hukum di Indonesia dan Amerika Serikat
Apapun yang dikatakan Allan, ia mengklaim, informasi yang ia dapat 100 persen benar dan valid, meskipun ada pertanyaan saya yang tak bisa dijawabnya dengan lugas.
Di sisi lain ada catatan yang saya sayangkan. Jika memang datanya benar dan valid serta dengan mudah ia mendapatkan akses kepada sejumlah jenderal, mengapa ia tidak memberikan kesempatan kepada sejumlah nama yang dirugikan untuk memberikan klarifikasi?
Kenapa Allan tidak melakukan cover-both-sides seperti yang seharusnya wartawan di Indonesia lakukan?
Saya teringat pada kewarganegaraan Allan yang berasal dari Amerika Serikat. Di sana dikenal Amandemen Pertama alias UUD 45-nya Amerika Serikat yang berbunyi: